Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa UNAIR Gagas Inovasi Ekstrak Pegagan dengan Nanopartikel Perak

UNAIR NEWS – Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta NanoCentella berhasil lolos tahap pendanaan. Tim itu beranggotakan Nathania dari FK, Brian Limantoro dari FKG, Feranita Kumalasari dari FK dan Selvina Cindy Kusumaningrum dari FST.

Selama proses penelitian, keempat anggota tim itu didampingi oleh Prof Dr Jusak Nugraha dr MS SpPK selaku dosen pembimbing. Melalui PKM, Nathania sebagai ketua tim menyampaikan dapat menambah banyak pola pikir dan gagasan kreatif dari permasalahan yang ada di lingkungan sekitar utamanya menghasilkan ide yang mampu program SDGs (Sustainable Development Goals). Ia dan tim mengangkat isu terkait efektivitas ekstrak pegagan dan sintesis nanopartikel perak dengan judul Potensi Nanopartikel Perak dan Ekstrak Pegagan (Centella asiatica) untuk Meningkatkan Fungsi Kognitif pada Lansia di atas 60 Tahun.

Nathania menyebutkan bahwa banyak didapatkan gangguan fisiologis pada lansia yang dikhawatirkan akan menurunkan kualitas hidup dari lansia itu sendiri. Salah satu gangguan fisiologis yang tak harang dialami oleh para lansia adalah penurunan fungsi kognitif.

“Kami menganalisis epidemiologi yang ada bahwa banyak lansia mengalami gangguan kognitif dan hal ini cukup berpengaruh pada kegiatan sehari-hari para lansia. Kondisi tersebut menyebabkan kesulitan proses berpikir, mengingat dan memproses informasi sehingga aktivitas sehari-hari para lansia bisa terganggu,” paparnya.

Nathania dan tim menggagas ide itu sebagai solusi untuk terapi alternatif dalam menurunkan efek yang berkepanjangan dari penurunan kemampuan kognitif pada lansia 60 tahun ke atas.

Nathania menjelaskan bahwa ide yang telah disiapkan melewati proses yang cukup panjang. Tim perlu konsultasi berulang kali dengan dosen pembimbing juga staff khusus untuk PKM dari UNAIR. Penyusunan proposal juga cukup kompleks karena harus revisi beberapa kali namun bersyukur secara substansi bisa berhasil lolos didanai.

Kesibukan anggota tim dari fakultas yang berbeda-beda juga cukup menjadi tantangan. Sebab untuk jadwal konsultasi dan pembinaan diharapkan semua anggota bisa mengikuti. Setelah berhasil didanai, kendala seperti perizinan laboratorium juga membuat tim harus memutar otak dan tetap bergerak cepat mengejar timeline menuju PKP2.

Namun, itu semua sudah teratasi dengan tim aktif berkonsultasi dengan civitas akademika UNAIR terkait. Harapannya, untuk proses kedepannya bisa berjalan lebih lancar lagi di lapangan dan hasil penelitian yang didapatkan bisa diimplementasikan yang terbaik untuk masyarakat khususnya meningkatkan kualitas hidup para lansia.