Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa UNAIR Gagas Inovasi Permen Kulit Semangka dari Limbah Organik

Mahasiswa UNAIR demonstrasi pembuatan semangkis di depan warga desa (Foto: Istimewa)
Mahasiswa UNAIR demonstrasi pembuatan semangkis di depan warga desa (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Demografi Desa Ngasemlemahbang, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan didominasi oleh petani semangka. Pembibitan semangka hanya memanfaatkan biji semangka, sedangkan daging dan kulitnya dibuang begitu saja. 

Melihat potensi limbah organik yang melimpah dan belum dimanfaatkan, mahasiswa KKN-BBK 6 Universitas Airlangga (UNAIR) berinisiatif menciptakan inovasi permen kulit semangka bernama “Semangkis: Semangka Manis”.

“Inovasi permen kulit semangka itu bisa menjadi produk olahan bernilai ekonomis yang bisa meminimalisir limbah dan bisa menciptakan peluang usaha dengan modal yang terjangkau bagi masyarakat desa, “ tutur Yasmin Nailya Qotrinnada.

Yasmin, sapaannya, menyebut jika program pengolahan permen kulit semangka tersebut dilaksanakan dalam bentuk pelatihan langsung kepada warga desa khususnya anggota Program Keluarga Harapan (PKH) dan kelompok wanita tani. Dalam pelatihan yang dilaksanakan pada Senin (28/7/2025) itu, warga diajarkan secara praktis mulai dari proses pengolahan kulit semangka, pembuatan permen, pengemasan, hingga strategi pemasaran sederhana.

“Sasaran utama program ini adalah kelompok rumah tangga yang tergabung dalam kelompok tani, anggota PKH, dan warga yang memiliki ketertarikan pada usaha rumahan. Namun secara umum, seluruh warga desa yang ingin belajar dan mencoba usaha olahan pangan sederhana juga bisa ikut serta,” tambah ketua kelompok itu.

Lebih lanjut, Yasmin menjelaskan cara pembuatan permen kulit semangka diawali dengan membersihkan kulit semangka lalu dipotong kecil. Setelah itu, direndam kapur sirih sampai teksturnya menjadi renyah. Kemudian dimasak menggunakan gula pasir atau gula halus, dan sedikit perasan jeruk nipis. 

“Permen ini tidak menggunakan bahan kimia tambahan agar tetap alami,” tegasnya.

Tak hanya itu, kelompok mahasiswa UNAIR itu juga membantu warga desa dalam membuat desain kemasan dan promosi di media sosial. Dengan harapan, hasil produksi dapat dijual di pasar lokal, dititipkan di warung, atau dijual secara online.

Manfaat dan Harapan

Yasmin menuturkan bahwa program yang mereka rancang itu dapat memberikan keterampilan baru bagi warga Desa Ngasemlemahbang dalam pengolahan limbah organik. Selain itu, juga dapat menambah peluang usaha baru dengan modal kecil.

“Program tersebut bisa meningkatkan nilai ekonomi dari limbah yang sebelumnya tidak termanfaatkan sekaligus mendorong kesadaran warga terhadap pengelolaan limbah yang produktif dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Ia berharap warga desa dapat membentuk kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis rumah tangga. Tujuannya agar pengelolaan permen kulit semangka tersebut bisa dijalankan warga dengan konsisten.

“Harapan kami, program ini bisa menjadi awal dari usaha lokal yang berkelanjutan dan

mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Selain itu, kami berharap warga dapat mengembangkan variasi produk olahan lain dari limbah semangka,” pungkasnya.

Penulis: Septy Dwi Bahari Putri

Editor: Khefti Al Mawalia