UNAIR NEWS – Potensi bioflok sebagai salah satu sistem dalam budidaya perikanan semakin populer di Indonesia. Sistem bioflok sering kali orang pilih karena menawarkan keunggulan, seperti efisiensi penggunaan pakan, efisiensi penggunaan lahan, dan efisiensi penggunaan air.
Namun, meski memiliki berbagai keunggulan, sistem bioflok juga memiliki permasalahan yang bisa mengganggu pertumbuhan ikan. Ketergantungan terhadap kadar C dan kadar N pada kolam menjadi hal yang penting untuk pembudidaya perhatikan. Apalagi hal itu merupakan bagian tersulit untuk di kontrol.
Hal inilah yang mendasari Tim FLO-RETECH yang terdiri dari Putri Salma Nabila (FPK), Siti Nur Aini (FPK), Candra Puspitasari (FPK), Aufar Mahran Alleani (FTMM), dan Rizki Ramanda Putra (FTMM) untuk mencetuskan rancang bangun sistem monitoring kondisi C/N dengan berbasis microcontroller dan energi baru terbarukan.
“Kita melihat bahwasanya potensi sumber daya perikanan kita sangat besar terkhusus dengan sistem budidaya bioflok ini. Namun, seperti halnya budidaya yang lain, sistem ini tak luput dari berbagai potensi kegagalan akibat kurangnya ekosistem yang mendukung bagi pertumbuhan ikan. Oleh karena itu, kami berinisiatif menciptakan solusi praktis untuk menjamin kualitas ikan budidaya,” Tutur Putri Salma selaku ketua tim PKM pada Senin (24/06/2024).
Kemampuan FLO-RETECH untuk membaca kadar C/N pada kolam budidaya mereka integrasikan dengan potensi energi baru terbarukan. Oleh karena itu, teknologi ini memiliki keunggulan lain, yaitu ramah lingkungan.
“Selain melakukan monitoring keadaan kolam budidaya, keunggulan lain pada teknologi kami juga mengusung tema ramah lingkungan sehingga dapat mendorong pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan di bidang perikanan. Di samping itu, teknologi kami menawarkan solusi yang ramah pengguna karena memudahkan pembacaan kondisi kualitas kolam budidaya secara real time melalui aplikasi smartphone,” Imbuh Rizki Ramanda.
Tantangan
Sistem monitoring FLO-RETECH merupakan solusi visioner yang sangat jarang dijumpai. Namun, terlepas dari itu, tim menyadari bahwa solusi yang mereka tawarkan merupakan solusi yang penuh dengan hambatan. Ketersediaan sensor pendukung, seperti C/N serta biaya konstruksi yang tidak murah menjadi tantangan. Namun, berbagai tantangan itu juga menjadi motivasi tersendiri untuk setiap anggota tim dalam menuntaskan misi ini. Sehingga menyelesaikan apa yang telah mereka gagas menjadi kewajiban bagi Tim FLO-RETECH. Mereka ingin menghadirkan karya inovatif yang berguna bagi kemajuan perikanan tanah air.
Harapan
Selain motivasi tertinggi tim yang ingin hadir membawa nama Universitas Airlangga di kancah PIMNAS. Harapan terbesar Tim FLO-RETECH adalah mampu memberikan manfaat bagi perkembangan sektor perikanan di Indonesia sehingga dapat mendongkrak perekonomian pada sektor budidaya perikanan. Selain itu, Tim berharap karya inovasi ini dapat terus berkembang sehingga memberikan manfaat, baik secara ekonomi maupun secara akademis.
Penulis: Tim PKM
Editor: Edwin Fatahuddin Ariyadi Putra
Baca Juga: Angkat Fenomena Biodegradasi Kapang, Tim PKM UNAIR Lolos Pendanaan