Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa UNAIR Gagas Produk Camilan dari Daun Kelor dan Tulang Sotong

FOTO Jihan Aura, Muhammad Syafiq Zuhdi dan Lalu Aldy Kurnia Aji saat final pitching kompetisi BMC. (Foto: Jihan Aura)

UNAIR NEWS – Tim mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi dan Prodi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga berhasil meraih predikat Best Innovation Product and Promotion dalam ajang lomba Business Model Canvas (BMC) Fooderation 2022 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran pada (23/11/2022). Pada ajang kompetisi tingkat nasional tersebut, tim yang tergabung dengan nama Moringa Sea UA team itu beranggotakan Jihan Aura, Muhammad Syafiq Zuhdi dan Lalu Aldy Kurnia Aji.

Muhammad Syafiq Zuhdi menyampaikan bahwa ia menggagas ide kreatif produk camilan makanan berbahan dasar daun kelor dan tulang sotong. Mereka mengatakan bahwa dua bahan tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai makanan yang bernutrisi dan masih belum banyak dimanfaatkan.

“Lautan dan alam kaya akan sumber daya yang bisa dimaksimalkan untuk kebutuhan manusia. Namun, banyak yang masih belum dimanfaatkan secara optimal. Tulang sotong yang sebenarnya memiliki nutrisi protein dan kalsium serta daun kelor yang merupakan superfood memiliki kandungan nutrisi, seperti protein, vitamin serta antioksidan,” ujar Syafiq.

Kemudian melihat pangsa pasar di Indonesia yang sangat tinggi akan konsumsi camilan, tim Moringa Sea Universitas Airlangga itu menginovasi sebuah produk camilan berbentuk keripik atau chips berbahan dasar daun kelor dan tulang sotong. Produk itu diberi nama Fish Bone Moringa Kripss.

“Jadi produk kita berbentuk camilan keripik sehat yang dikemas dengan kemasan lebih biodegradable dan memiliki tiga varian rasa, yakni seaweed, spicy dan barbeque,” tambahnya.

Tak hanya itu, salah satu analisis kelebihan bisnis mereka adalah ikut mengampanyekan SDGs 12 Responsible Consumption and Production. Produk itu juga dapat menjadi jawaban atas permasalahan limbah tulang sotong yang selama ini kurang optimal dalam pengolahannya.

“Limbah tulang sotong biasanya sebatas dijadikan pakan burung. Jadi kami melihat adanya potensi untuk dikembangkan dan bisa lebih dimanfaatkan dari kandungan nutrisinya,” ujar Lalu Aldy.

Dengan berbagai tahapan yang dimulai dari seleksi BMC, penjurian pitch deck, hingga presentasi final dan bisa meraih prestasi itu, mereka berharap agar terus dapat berinovasi dan berkembang untuk kedepannya. “Semoga bisa terus berinovasi, tidak mudah berpuas diri untuk terus berkembang dan bisa memberikan manfaat bagi orang lain,” ungkapnya.

Penulis: Jihan Aura

Editor: Khefti Al Mawalia