UNAIR NEWS – Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan yang memiliki keberagaman bahasa. Melansir dari Peta Bahasa Kemendikbud, jumlah bahasa daerah di Indonesia yang telah teridentifikasi dan tervalidasi mencapai 718 bahasa. Namun sayangnya, arus globalisasi yang tak terbendung berdampak pada terkikisnya eksistensi bahasa daerah.
Menyikapi masalah itu, Rafli Noer Khairam, mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga (UNAIR) menginisiasi media pembelajaran bahasa daerah yang lebih inovatif dan adaptif. Proyek yang bertajuk WikiSora: Entri Audio Wiktionary Sunda itu sukses ia presentasikan dalam Konferensi Nasional WikiNusantara yang berlangsung pada 20 hingga 21 Mei 2023 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Tentang WikiSora
Rafli menuturkan, WikiSora merupakan proyek yang telah ia garap bersama rekan-rekannya sejak akhir 2022. WikiSora bekerja untuk mengentri audio lema pada Wiktionary bahasa Sunda. Wiktionary adalah bagian dari proyek kerabat Wikimedia yang ditujukan sebagai kamus dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Sunda.
Rafli bersama rekannya melakukan perekaman audio untuk 600 kosakata yang ada di Wiktionary Sunda. Penggunaan audio, kata Rafli, sangat penting untuk mempermudah pembelajaran bahasa daerah. Dengan kata lain, belajar bahasa tidak dapat berjalan dengan efektif dan maksimal tanpa adanya audio sebagai pendukung.
“Kami sadar bahwa dalam belajar bahasa, tulisan saja tidak cukup. Audio juga sangat penting, terutama dalam belajar pelafalan. Apalagi untuk bahasa daerah. Oleh karena itu, kami menginisiasi proyek tersebut agar para penutur Sunda atau siapa saja dapat mengakses informasi mengenai pelafalan kosakata dalam bahasa Sunda,” terang Rafli.
Dalam pengerjaannya, mahasiswa asal Garut itu mengolaborasikan tiga platform yaitu LinguaLibre untuk merekam audio, Wikimedia Commons untuk menyimpan audio, dan Wiktionary untuk memasukan audio terhadap lema-lema di Wiktionary Sunda.
Mendapatkan Pengalaman Berharga
Mengikuti konferensi nasional merupakan pengalaman berharga sekaligus mengesankan bagi Rafli. Apalagi, proyek yang ia usung sukses mencuri perhatian dan mendapatkan respons positif dari para kontributor lain.
“Kami mendapatkan respons yang positif dari para kontributor lain. Mereka berharap proyek ini tidak hanya berlaku pada bahasa Sunda, tetapi juga seluruh bahasa daerah yang ada di Indonesia,” tuturnya.
Lebih lanjut, Rafli mengatakan bahwa sebagai mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, bergabung dalam organisasi Wikimedia merupakan suatu kesempatan emas. Lantaran, ia dapat mengaplikasikan ilmu yang ia peroleh ke dalam proyek-proyek Wikimedia, termasuk Wikipedia sebagai salah satu situs ensiklopedia daring terbesar di dunia.
“Saya dapat belajar bagaimana menulis dengan baik dan benar, menyunting teks, mencari referensi terpercaya, dan menjelajah ilmu pengetahuan di dalamnya,” ujar Rafli.
Tidak hanya itu, ia juga kerap terlibat dalam serangkaian pelatihan di sana. Sehingga, ia dapat sekaligus belajar menjadi seorang pelatih di Wikimedia. Melalui kegiatan tersebut, ia bisa belajar untuk lebih percaya diri dan mengasah kemampuannya dalam public speaking.
Ke depan, Rafli berharap agar ia dapat terus berkontribusi ke dalam proyek-proyek Wikimedia. Tidak hanya itu, ia juga ingin mengajak lebih banyak orang untuk turut andil dalam gerakan pembebasan ilmu pengetahuan.
“Saya juga ingin menggaet lebih banyak orang, terutama teman-teman saya untuk turut andil ikut dalam gerakan membebaskan pengetahuan,” tutupnya. (*)
Penulis: Yulia Rohmawati
Editor: Binti Q. Masruroh