Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa UNAIR Juara III Lomba Debat Nasional DSK Open

Yogi Lesmana (FEB 2020) dan Abdullah Abimanyu Harahap (FISIP 2022). (Foto: Istimewa)
Yogi Lesmana (FEB 2020) dan Abdullah Abimanyu Harahap (FISIP 2022). (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Yogi Lesmana (FEB 2020) dan Abdullah Abimanyu Harahap (FISIP 2022) kembali merengkuh prestasi gemilang dalam lomba debat tingkat nasional. Setelah sukses meraih juara 4 dalam kompetisi Universitas Ciputra Debating Competition (UCDC) 2023 minggu lalu, mereka kembali meraih juara 3 dalam kompetisi DSK Open Debate 2023 pada Minggu (21/05/2023). 

Kepada UNAIR NEWS, Abimanyu menyampaikan bahwa kompetisi DSK Open Debate merupakan kompetisi debat bahasa Indonesia yang menggunakan terobosan baru. Kompetisi tersebut menyediakan kategori terbuka (umum) dan pemula bagi peserta.  

Dalam hal ini, peserta debat kategori terbuka adalah mereka yang memenuhi kualifikasi minimum. Kualifikasi tersebut di antaranya memiliki pengalaman debat minimal dua tahun, telah meraih penghargaan debat tertentu, dan tidak memiliki batasan usia atau instansi. Sedangkan peserta debat kategori pemula tidak terbatas pada kualifikasi tersebut. 

Tanding dalam Tim Terbuka

“Dalam lomba ini, kami berstatus tim terbuka. Artinya, kami berhadapan dengan tim-tim unggulan lain dengan sepak terjang tinggi di turnamen debat. Pada hari pertama, kami menghadapi empat babak pra-eliminasi dengan jatuh bangun, menghadapi tim-tim utama dari IPB, UNDIP, Trisakti, dan institusi-institusi lainnya,” ungkap Abimanyu.

“Selama pertandingan, kami variabilitas mosi, mulai dari industri olahraga, keterlibatan Joe Biden dalam kerja sama AS dengan Afrika, pertentangan advokasi feminisme dalam industri hiburan, dan advokasi hukum,” sambungnya.

Tim Dharmawangsa Muda meraih juara 3 dalam kompetisi DSK Open Debate 2023. (Foto: Istimewa)

Abimanyu melanjutkan, hasil pertandingan di hari pertama membuat mereka melaju ke babak eliminasi dengan status peringkat ke-7 di babak pra-eliminasi terbuka. Di hari kedua, mereka berhadapan dengan mosi dan lawan yang lebih berat. Mereka harus membahas isu rasisme dalam pop culture, negosiasi dalam konflik internasional, dan rekayasa nuklir dalam Fisher Protocol

“Melewati tensi debat yang lebih panas di babak quarter dan semifinal membuat kami dengan susah payah masuk ke grand final dan berhasil keluar sebagai juara 3 di kategori terbuka,” ujar mahasiswa Ilmu Politik itu. 

Kiat Ikuti Lomba Debat

Terakhir, Abimanyu tidak lupa membagikan sedikit tips mengikuti lomba debat kepada mahasiswa. Pertama, konsistensi dalam berproses. Ia mengaku bahwa lomba debat tidak menjanjikan kemenangan secara instan.

“Menang lomba debat membutuhkan proses yang sangat panjang, mulai dari bonding dengan rekan tim, memahami dasar ragam disiplin ilmu, mengikuti perkembangan berita di media, dan sparing debat secara teratur,” ucapnya. 

Kedua dan yang tidak kalah penting adalah memahami mosi debat dengan spesifik. Ia berpesan, jadilah tim yang paling berbeda dari tim lain dengan memberikan kontribusi analisis terbaik terhadap mosi saat pertandingan berlangsung. (*)

Penulis: Rafli Noer Khairam

Editor: Khefti Al Mawalia