Universitas Airlangga Official Website

Ikuti Konferensi, Mahasiswa UNAIR Paparkan Pemetaan AI dalam Pengajaran Bahasa Inggris

Bethellionie Wahyudi dalam Konferensi Internasional di National University of Singapore (NUS) paparkan penelitian pemetaan AI dalam pengajaran bahasa Inggris
Bethellionie Wahyudi dalam Konferensi Internasional di National University of Singapore (NUS) paparkan penelitian pemetaan AI dalam pengajaran bahasa Inggris (Foto: Narasumber)

UNAIR NEWS – Bethellionie Wahyudi, mahasiswa S2 Program Studi Linguistik Universitas Airlangga (UNAIR) sukses mempresentasikan poster dalam konferensi internasional di Singapura. Konferensi tersebut merupakan besutan National University of Singapore (NUS) pada Kamis (5/12/2024) sampai Sabtu (7/12/2024). Memilih tema yang relevan, mahasiswa yang akrab disapa Lionie itu memaparkan penelitian pemetaan AI dalam pengajaran bahasa Inggris.

Dalam posternya, Lionie membahas aplikasi generatif AI yang berguna untuk masing-masing pembelajaran bahasa Inggris. Penelitian yang ia sajikan dalam poster itu bertujuan memetakan aplikasi generatif AI apa saja yang digunakan di dalam pendidikan bahasa Inggris. 

“Pada luaran paper saya ini, ternyata ditemukan beberapa generatif AI untuk meningkatkan writing skills. Seperti Chat GPT, Grammarly, Andy bot, dan lain-lain. Namun cuma satu aplikasi saja yang saya temukan, yang berguna meningkatkan kemampuan berbicara atau speaking skill. Yaitu Andy Bot,” ucap Lionie.

Bethellionie Wahyudi Ketika Mempresentasikan Poster di Konferensi Internasional National University of Singapore (NUS)  (Foto: Narasumber)
Bethellionie Wahyudi Ketika Mempresentasikan Poster di Konferensi Internasional National University of Singapore (NUS) (Foto: Narasumber)

Selain memetakan aplikasi AI, Lionie juga membuktikan efektivitas aplikasi AI dalam dunia pendidikan bahasa Inggris. Terutama menentukan target spesial dalam dunia pendidikan. “Misalnya, AI ini cocok dalam dunia pengajaran atau pembelajaran. Jadi, bisa memberikan gambaran kepada pembelajar maupun pengajar, terkait AI apa saja yang cocok bagi mereka,” imbuhnya.  

Lionie menjelaskan bahwa topik yang ia teliti relevan dengan iklim pendidikan saat ini. Terlebih karena mengusung tema evolving, yang berarti berkembang. Evolving past, future, present, dan language learning. Evolving kan berkembang. Nah, saya mengangkat tema future karena saat ini penggunaan generatif AI di dalam dunia pendidikan sangat masif. Tentunya masih harus terus berkembang, agar AI ini lebih baik,” ujar Lionie. 

Berbeda dengan dua mahasiswa lain yang mengikuti kegiatan serupa, Lionie mengemas materinya dalam bentuk poster. Sehingga, sebisa mungkin ia harus memetakan secara jelas masing-masing gambar di dalamnya. “Mungkin tantangan teknisnya ketika harus menggabungkan 20 halaman dalam satu poster. Kemudian memetakan secara kecil-kecil supaya poster tersebut masih terlihat dengan jelas. Itu yang menurut saya cukup tricky,” katanya.

“Tidak perlu takut untuk untuk terlibat dalam penelitian serupa seperti ini, Sebut saja AI. Meskipun bisa dibilang kita bukan di bidangnya. Hal terpentingnya adalah ketika artikel atau penelitian kalian memberikan kontribusi baik bagi sesama,” pungkas Lionie di akhir. 

Penulis: Zahwa Najiba Putri Malika

Editor: Yulia Rohmawati