UNAIRNEWS – Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil jadi delegasi dalam konferensi internasional 5th International Islamic Heritage Conference (ISHEC) 2023. Konferensi itu dilaksanakan pada Rabu (15/3/2023) hingga Kamis (16/3/2023) di Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara.
Yulia Rohmawati, Raselly Elfa Putri, dan Rafida Mumtaz mengangkat penelitian berjudul Islamic Genealogy in Bali: The Legities of Wali Pitu in a Cross-Cultural Perspective. Ditemui pada Rabu (22/3/2023), Yulia menjelaskan bahwa penelitian tersebut berangkat dari eksistensi Wali Pitu yang dipercayai kebenaran dan kekuatannya oleh masyarakat Bali.
“Penelitian yang kami angkat mengenai bagaimana eksistensi dari Wali Pitu di Bali,” tutur Yulia.
Melalui penelitian dan penggalian literatur, lanjutnya, mereka menemukan fakta bahwa eksistensi Wali Pitu yang dipercayai oleh masyarakat setempat tidak didasarkan pada bukti arkeologis maupun historis. Kendati demikian, kepercayaan tersebut membawa kebermanfaatan terutama bagi penyebaran agama Islam.
“Eksistensi Wali Pitu di Bali ini meningkatkan geliat dakwah Islam di Bali karena dengan adanya Wali Pitu dapat meningkatkan ziarah dan kegiatan keagamaan Islam di Bali di tengah status minoritasnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Yulia mengungkapkan bahwa bukan perkara mudah bagi timnya untuk berhasil menjadi delegasi dalam konferensi internasional tersebut. Banyak tahapan yang harus dilalui, mulai dari curah pendapat, penulisan hingga sampai pada pelaksanaan presentasi hasil penelitian. Tidak jarang pula mereka akan menemui tantangan dan kendala selama pelaksanaan tahapan tersebut.
“Tantangan yang paling terasa juga terkait dengan penelitian yang kami presentasikan. Kami sempat mengalami kesulitan dalam hal pencarian sumber atau literatur. Mungkin karena ini adalah kali pertama kami juga, jadi bisa dibilang cukup menantang, khususnya bagaimana kami harus berinteraksi dengan orang lokal, kami juga harus meraba-raba bagaimana seharusnya bersikap di sana,” ungkapnya.
Berdasarkan pengalamannya, Yulia dan timnya membagikan tips kepada mahasiswa lainnya yang hendak mengikuti konferensi serupa. Mereka menyarankan agar calon delegasi dapat mempersiapkan segala hal dengan matang.
“Mempersiapkan semuanya dengan matang. Mulai dari penelitian yang diajukan, tentunya sudah harus matang dan siap untuk diajukan sehingga lolos ke tahap presentasi. Sering-seringlah melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing karena ini akan sangat membantu. Selain itu, siap secara fisik, mental dan finansial juga penting,” imbuhnya.
Dalam sesi wawancara, Yulia mengharapkan agar lebih banyak rekan mahasiswa yang termotivasi untuk belajar membangun gagasan dalam tulisan ilmiah. Tulisan itu akan menjadi bekal bagi mahasiswa supaya dapat turut ambil bagian dalam kompetisi di lingkup global. (*)
Penulis : Muhammad Badrul Anwar
Editor: Nuri Hermawan