Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa Vokasi Teliti Minyak Esensial Lemon dan Lavender untuk Atasi ISPA

Salah satu hasil uji yang dilakukan mahasiswa Vokasi (Foto: Dok. Tim)
Salah satu hasil uji yang dilakukan mahasiswa Vokasi (Foto: Dok. Tim)

UNAIR NEWS – Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menjadi ancaman utama kesehatan Masyarakat terutama di wilayah padat penduduk dan wilayah industri. Melihat hal ini, mahasiswa Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR) melakukan penelitian inovatif berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) dengan memanfaatkan minyak esensial dari kulit jeruk lemon (Citrus limon) dan bunga lavender (Lavandula angustifolia) sebagai alternatif terapi ISPA yang ramah lingkungan.

ISPA tergolong dalam kategori penyakit menular yang memiliki tingkat penyebaran tinggi. Terutama di daerah berpenduduk padat, dan masih menjadi penyebab kematian signifikan di negara berkembang. Prevalensi ISPA tercatat tinggi dengan kontribusi lebih dari 30 persen terhadap total kasus penyakit menular. Tingginya angka kejadian ISPA terkait erat dengan penyebaran bakteri patogen seperti Escherichia coli, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, dan Klebsiella pneumoniae yang dapat menular secara aerosol antarindividu.

Lima mahasiswa Vokasi UNAIR yang meneliti minsayk esensial lemon dna lavender untuk atasi ISPA (Foto: Dok. Tim)
Lima mahasiswa Vokasi UNAIR yang meneliti minsayk esensial lemon dna lavender untuk atasi ISPA (Foto: Dok. Tim)

“ISPA bukan sekadar penyakit ringan yang dapat sembuh secara spontan. Jika tidak ditangani secara adekuat, kondisi ini berpotensi menimbulkan komplikasi dan meningkatkan beban penyakit menular,” ucap Nayla Aziza Dwigusfita, salah satu anggota peneliti.

Pengobatan ISPA umumnya menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan prosedur medis telah memicu munculnya resistensi bakteri, yang pada akhirnya memperburuk upaya penanganan penyakit menular. “Kondisi ini memperburuk masalah resistensi, memperpanjang durasi penyakit, dan meningkatkan biaya pengobatan,” katanya. 

Penelitian ini menawarkan pendekatan baru berupa terapi aromaterapi berbahan alami. Minyak esensial lemon kaya akan senyawa limonen, sedangkan minyak lavender mengandung linalool dan linalil asetat. Kedua kandungan tersebut dikenal sebagai senyawa antibakteri alami. Hasil riset uji in vitro menunjukkan bahwa kombinasi kedua minyak tersebut mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab ISPA dengan adanya zona hambat yang signifikan. Khususnya terhadap bakteri S. aureus dan E. coli.

Dengan mendukung SDG 3 (Good Health and Well-being), riset ini menawarkan alternatif terapi penyakit menular yang aman dan efektif, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap antibiotik. Dari sisi lingkungan, pemanfaatan limbah kulit jeruk menjadi minyak esensial sejalan dengan SDG 13 (Climate Action) mengurangi limbah rumah tangga dan emisi dari produksi obat sintetis.

Penulis: Nayla Aziza Dwigusfita

Editor: Yulia Rohmawati