UNAIR NEWS – Riset sebagai salah satu bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi tak lepas dengan sebuah fasilitas bernama laboratorium. Dengan tempat tersebut, civitas akademika menjadi tempat utama dalam melakukan penelitian secara akurat dengan batasan tertentu. Laboratorium memiliki risiko tersembunyi dari berbagai kegiatan riset yang dilakukan yang dapat berdampak pada manusia, hewan, maupun lingkungan.
Biosafety Officer Lembaga Penyakit Tropis UNAIR, drh Heni Puspitasari M Si mengatakan untuk menciptakan tempat yang aman bagi peneliti penilaian risiko harus dilakukan dalam asesmen laboratorium. Selain itu, penggunaan jenis level laboratorium harus sesuai dengan intensitas bahaya yang diteliti.
“Penilaian risiko adalah proses evaluasi risiko yang disebabkan oleh agen prosedur dan personel terhadap kemungkinan paparan bahan bahaya,” katanya
Menjaga Peralatan
Peralatan dalam Laboratorium perlu dilakukan perawatan, kalibrasi dan sertifikasi berjangka secara rutin. Hal tersebut dilakukan dalam menjaga keakuratan ukuran peralatan yang digunakan. Sekaligus melindungi pengguna dari dampak error alat yang digunakan.
“Selain hasil lebih akurat juga dapat melindungi pengguna agar tidak terkena dari bahan ataupun infeksi kontaminan yang berbahaya,” ujarnya.
Kunci dalam menjaga biorisiko adalah komitmen dari pimpinan dalam memberikan kebijakan penggunaan laboratorium secara tepat. Hal tersebut juga harus sejalan dengan perbaikan dan peningkatan yang berkelanjutan.
Perhatikan Hal Kecil
Sekretaris LPT, Prof Dr Fedik Abdul Rantam DVM mengungkapkan kegagalan manajemen biorisk akan menyebabkan cedera maupun infiltrasi infeksi. Hal yang paling tersoroti adalah mengkonsumsi makanan dan minuman di dalam Laboratorium pendidikan. Kegiatan sepele tersebut dapat menyebabkan masuknya infeksi patogen yang sedang diriset maupun dibiakkan pada lokasi itu.
“Jangan makan di dalam laboratorium. Pernah ada kasus makan di inkubator dan membuat orang tersebut mengalami infeksi yang sulit disembuhkan,” ungkap Guru Besar FKH UNAIR itu.
Dalam kegiatan Sharing Informasi Penelitian dan Produk Inovasi yang dilakukan Lembaga Penyakit Tropis (LPT) Universitas Airlangga pada Kamis(10/8/2023) di Ruang Sidang, Kampus SIKIA Giri. Selain sebagai ajang sharing dan bertukar informasi, juga menjadi salah satu bentuk kerja sama sebagai rujukan pengembangan laboratorium berbasis pelayanan umum di Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) UNAIR Banyuwangi.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Feri Fenoria