Universitas Airlangga Official Website

Manfaatkan IoT dalam Budi Daya Maggot, Mahasiswa UNAIR Lolos Pendanaan P2MW

Tim LarvaLand yang lolos pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) (Foto: Dok. Narasumher)
Tim LarvaLand yang lolos pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) (Foto: Dok. Narasumher)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menorehkan prestasi dengan lolos pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW). Mereka lolos dalam program besutan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tersebut berkat inovasi dalam memanfaatkan maggot untuk mengurangi masalah lingkungan. 

Mahasiswa yang tergabung dalam tim bernama LarvaLand tersebut beranggotakan empat orang mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR. Mereka adalah Muhammad Hasan Fuadi, Jayanty Zahramita AR, Riyanto, dan Rani Idealistanti O dengan dosen pembimbing Dr Ahmad Shofy Mubarak SPi MSi. 

Mewakili tim, Muhammad Hasan Fuadi menjelaskan latar belakang munculnya ide inovasi maggot. “Awal muncul ide ini karena adanya sampah organik yang belum maksimal. Terus adanya potensi budi daya maggot sebagai alternatif pakan ternak. Sehingga muncul inovasi itu. Ini juga wujud upaya kami dalam menjaga lingkungan,” jelasnya. 

Tim LarvaLand menyulap maggot menjadi pakan bagi ternak dan hewan peliharaan, seperti sapi, kambing, itik, ayam, ikan, dan juga kucing. Diketahui, kandungan protein dari maggot cukup tinggi. “Selain itu, kami menyoroti di mana pakan ternak dan pakan hewan peliharaan itu kebanyakan masih impor, apalagi pakan hewan peliharaan,” ujarnya.

Salah satu anggota Tim LarvaLand melakukan koordinasi dan penyuluhan kepada peternak bebek (Foto: Dok. Narasumber)

Mereka menerangkan bahwa proses membuat pakan tersebut adalah dengan melakukan penggilingan sehingga menjadi bubuk maggot. Kemudian bahan dicampur dengan pakan lainnya yang sudah jadi untuk meningkatkan kandungan proteinnya.

“Misal kita mau bikin pakan kucing, kita campur dengan pakan kucing dari pabrik kemudian dicampur dengan maggot. Takarannya ya sesuai aturan tidak boleh sembarangan,” sebutnya. 

Tim LarvaLand mampu menghadirkan teknologi dalam proses pelaksanaan pemanfaatan maggot menggunakan Internet of Thing (IoT). Mereka mengungkapkan teknologi ini digunakan dalam membantu pemberian pakan kepada maggot sebelum diolah. “Jadi pemberian pakan untuk maggot ini kami menggunakan sampah organik dan IoT ini kami manfaatkan agar pemberian pakannya tidak telat,” ungkap Hasan Fuadi. 

Menurut mereka, pemanfaatan IoT ini cukup efektif karena memudahkan mereka dalam melakukan kontrol terhadap maggot. “Karena dengan itu kami bisa mengontrol produksi atau budi daya maggot agar pertumbuhannya itu tetap stabil dan terjaga. Jadi umur dan bobot dari maggotnya tetap sesuai dengan standar yang kami inginkan,” jelasnya. 

Penulis: Mohammad Adif Albarado

Editor: Yulia Rohmawati