UNAIR NEWS – Dalam upaya membangun kesadaran lingkungan, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) – Belajar Bersama Komunitas (BBK) 5 Universitas Airlangga menggelar program Ecoprint di SDN Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pada Kamis (23/01/2025). Kegiatan itu berhasil memikat perhatian siswa dengan mengajarkan cara menciptakan karya seni yang unik dan ramah lingkungan menggunakan bahan alami, yakni limbah daun.
Ecoprint merupakan teknik mencetak motif daun pada kain. Muhammad Kahfi Rofid Al Haqqi, mahasiswa yang menginisiasi program itu mengatakan, kegiatan itu bertujuan untuk melatih kreativitas dan kerjasama siswa dalam memanfaatkan limbah daun yang beragam, sebagai hiasan untuk menciptakan karya seni ramah lingkungan.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman baru, tetapi juga meninggalkan dampak positif bagi siswa, baik saat ini maupun masa depan,” ujar Muhammad Kahfi, selaku PIC program Ecoprint.
Antusiasme Siswa
Mahasiswa KKN-BBK 5 UNAIR Wiyu mendampingi siswa, melakukan teknik sederhana seperti memukul daun di atas kain yang sudah tersusun rapi sesuai pola menggunakan palu kayu khusus Ecoprint. Kegiatan itu berlangsung dengan meriah dan mendapatkan respon baik dari para guru dan staf. Salah seorang siswa bahkan mengungkapkan rasa senangnya saat mengetahui daun bisa menghasilkan warna indah hanya dengan teknik sederhana.
“Seru banget kak, aku baru tau daun kalau kita press bisa nempel warnanya. Belum pernah bikin gini,” ujar Miftah, salah satu siswa SDN Wiyu.
Berdampak Positif
Kahfi mengatakan program itu diharapkan dapat menginspirasi siswa dan guru dalam berinovasi dan memanfaatkan limbah organik, sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan secara berkelanjutan. “Melalui program ini, kami ingin membuktikan bahwa pendidikan kreatif mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus memberikan wawasan baru bagi siswa,” imbuhnya.
Terakhir, Kahfi berharap bahwa melalui program ini dapat memberikan inspirasi bagi guru dan siswa untuk berinovasi dan memanfaatkan limbah sampah organik. “Semoga kedepannya, kesadaran siswa terus meningkat. Terutama kepedulian terhadap lingkungan dan terciptanya situasi belajar yang lebih kreatif dan interaktif,” pungkasnya.
Penulis: Tsaqifa Farhana Walidaini
Editor: Khefti Al Mawalia