UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Educational Forum and Young Speakers’ Contest. Ajang ini merupakan bagian dari rangkaian acara 20th ASEAN University Network (AUN) and 9th ASEAN+3 Educational Forum & Young Speakers’ Contest 2024 (AUN ED-YSC). Penyelenggaraan ajang tersebut menyasar para mahasiswa ASEAN dan negara mitra ASEAN+3 untuk bertukar ide, gagasan, serta memperluas wawasan mengenai isu-isu regional.
Babak Final
Babak final dari AUN ED-YSC ini berlangsung pada Sabtu (26/10/2024) di Ruang Majapahit, ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B UNAIR. Enam finalis dari berbagai universitas dan negara bersaing untuk meraih gelar juara. Dengan masing-masing peserta diberi waktu lima menit untuk menyampaikan pidato yang berfokus pada isu kepemudaan dan permasalahan global.
Para finalis yang berkompetisi berasal dari enam universitas dan negara berbeda. Yakni, Phan Ngoc Khai dari Vietnam National University (Vietnam), Passawit Phucheen dari Mahidol University (Thailand), Han Phakdeypanhaboth dari Royal University of Law and Economics (Kamboja), Rahman Maulana Torana dari Universitas Airlangga (Indonesia), Filolita Zatadini Prasetya dari Universitas Gadjah Mada (Indonesia), dan Maria Arabela Bergas Guzman dari De La Salle University (Filipina).
Perspektif Finalis
Dalam sesi pidato, para finalis bergiliran memberikan solusi untuk menghadapi tantangan global dengan melibatkan generasi muda. Phan Ngoc Khai dari Vietnam sebagai nomor urut pertama menekankan bahwa generasi muda seharusnya menjadi agen perubahan.
Sejalan dengan itu, finalis dari Kamboja, Han Phakdeypanhaboth, menggarisbawahi bahwa generasi muda harus turut berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan global di mulai dari lingkungan di sekitar. “Kita tidak hanya perlu menjadi penerus, tetapi juga inovator yang menciptakan solusi,” tegasnya.
Sementara itu, Passawit Phucheen, finalis dari Thailand, menyoroti pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditargetkan tercapai pada 2030. Akan tetapi, ada kenyataannya masih jauh dari kata selesai. Menurutnya, kunci utama untuk mencapai SDGs adalah melalui peningkatan keterampilan pribadi setiap individu.
“Terdapat lima elemen dari Inner Development Goals (IDGs) yaitu Being, Thinking, Relating, Collaborating, dan Acting. Lima hal tersebutlah yang saat ini harus menjadi fokus pengembangan untuk membantu percepatan terwujudnya SDGs,” papar Passawit.
Di samping itu, Rahman Maulana Torana dari UNAIR menyebutkan dalam pidatonya bahwa pendidikan menjadi senjata penting bagi generasi muda untuk menjadi agen perubahan. Lalu, Filolita dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menambahkan bahwa pendidikan emansipatoris adalah kunci memberdayakan generasi muda.
Finalis terakhir, Maria dari Filipina mengungkapkan pentingnya pemahaman tentang isu berkelanjutan dan budaya untuk mengatasi permasalahan global. “Dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, kita sebagai generasi muda bisa menjadi agen perubahan yang positif dan membawa dampak baik bagi kehidupan di masa depan,” jelas Maria.
Sebagai penutup, dewan juri menyampaikan terima kasih kepada semua finalis atas presentasi yang luar biasa. “Kami terinspirasi oleh semangat dan komitmen yang ditunjukkan. Apa yang Anda sampaikan adalah cerminan harapan besar generasi muda dalam menghadapi tantangan global,” pungkas salah satu dewan juri.
Penulis: Adinda Aulia Pratiwi
Editor: Yulia Rohmawati