Universitas Airlangga Official Website

Memaksimalkan Produksi Unggas Indonesia dengan Pengembangan Genetika

Sesi Pemaparan Materi oleh Ir Sahrul Bosang pada Kuliah Tamu Genetika Hewan FKH UNAIR pada Sabtu (17/9/2022)

UNAIR NEWS – Divisi Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) mendorong mahasiswa menggali lebih dalam terhadap potensi pengembangan genetika dalam memenuhi kebutuhan ternak. Terutama mendukung hadirnya komoditas protein hewani yang memiliki harga terjangkau dan stabil di pasaran, yaitu daging dan telur ayam.

Hasil Seleksi Genetika

Dengan dimoderatori drh Sunaryo Hadi, Praktisi Genetika Ayam Nasional Ir Sahrul Bosang menerangkan bahwa spesies ayam yang kini merupakan hasil dari perkawinan melalui seleksi panjang. Sehingga dihasilkan ayam yang unggul dan memiliki spesifikasi yang cocok di pasaran. 

“Yang perlu diingat adalah tidak ada rekayasa genetika dalam pengembangan ayam, tapi adanya seleksi genetik,” tuturnya dalam kuliah tamu rekayasa genetika dan genetika hewan pada Sabtu (17/9/2022). 

Perubahan Postur dan Bobot

Sahrul menerangkan melalui proses seleksi ayam yang semakin berkembang sejak 1978 hingga kini. Karakteristik ayam semakin berbobot dengan bentuk postur yang besar. Untuk meningkatkan kualitas hasil perkawinan, dilakukan seleksi hingga menghasilkan ukuran seng pada kaki ayam yang optimal yaitu antara 13,5 cm hingga 14 cm. 

“Karena jika seng pendek maka sperma akan diposisikan pada kloaka dan di situ ada bakteri. Jika tepat, maka depositnya akan langsung (masuk, Red) ke vagina,” ungkapnya. 

Hal inilah yang membedakan ayam broiler atau layer hasil seleksi genetik dengan ayam kampung. Yang notabene belum terlalu jauh dilakukan seleksi genetika secara optimal di lingkup luas.

“Jadi, ayam sekarang kita makan daging, dulu kita makan rasa padahal kan bahan kering yang dikonsumsi sama,” ujarnya.

Manajemen Kandang

Sahrul menuturkan keunggulan genetik akan nampak jika peternak melakukan manajemen kandang yang baik. Karena, optimalisasi genetik bergantung pada pakan dan kesejahteraan kandang yang diberikan.

“Keunggulan genetik baru akan tampak jika manajemennya baik,” tuturnya pada pemaparan di platform zoom meeting.

Pengembangan Plasma Nutfah Lokal 

Mengingat, perkembangan seleksi genetik yang bersifat jangka panjang dan memakan waktu yang lama. Harapannya ada pengembangan plasma nutfah lokal yang menjadi prioritas. Sehingga plasma nutfah lokal akan termanfaatkan menjadi produk unggulan dalam negeri dan tidak diklaim oleh bangsa lain dengan pemberian brand produk.

“Waktu yang dibutuhkan lama dengan biaya yang tidak kecil, sehingga perlu ada pengembangan plasma nutfah yang ada,” tutupnya.

Penulis:azhar burhanuddin

Editor:Feri Fenoria