UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga menyelenggarakan kegiatan Stovit Development Training 2023 yang telah berlangsung selama dua hari. Salah satu kegiatannya adalah talkshow tentang membangun komunikasi yang baik antara dokter dan pasien.
Talkshow pada Minggu (2/4/2023) itu menghadirkan narasumber Dr Sindy C Nelwan drg SpKGA K-KKA. Ia merupakan Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia Jawa Timur dan staf dosen IKGA FKG UNAIR.
Pentingnya Membangun Komunikasi
Menurut Sindy, sangat perlu membangun komunikasi yang baik antara dokter dan pasien. Dokter melakukan komunikasi untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai kondisi pasien agar dapat membuat diagnosis. Selain itu, komunikasi yang baik akan membantu mempermudah proses kerja dokter dalam melakukan pengobatan.
“Dokter gigi yang sukses memiliki skill membangun hubungan antara dokter-pasien dengan hebat. Tidak melulu pintar saja, namun bukan berarti pintar itu tidak perlu. Kalau kita bisa membangun hubungan yang baik, maka kita akan lebih bisa unggul,” ujar Sindy.
Sebagai dokter, membangun hubungan yang baik ini digunakan untuk akurasi diagnosis, perencanaan perawatan, juga yang paling penting adalah outcome yang baik (kepuasan dan pengalaman pasien).
“Berdasarkan penelitian, satu orang yang tidak puas akan bercerita kepada sepuluh orang lain. Tetapi jika puas, dia belum tentu menceritakan kepada orang lain kecuali jika ada yang bertanya,” tambahnya.
Sembilan Tips
Hubungan dokter dengan pasien merupakan hubungan saling percaya. Untuk membangun hal itu, Sindy membagikan pengalamannya. Pertama, sebelum bertemu pasien, dokter perlu memperkenalkan diri kepada pasien. Memperkenalkan diri itu seperti memberikan edukasi di media sosial dan memberikan petunjuk tempat yang jelas. Dokter gigi tidak diperbolehkan mempromosikan dirinya sendiri agar tidak menyalahi kode etik yang berlaku.
Kedua, memberikan fasilitas tempat praktik yang bersih dan nyaman. Memberikan ruang yang nyaman akan membangun rasa percaya pasien kepada dokter. Ketiga, dalam memilih front office dokter perlu mencari orang yang sesuai dengan situasinya. Perlu melatih tenaga front office agar terbentuk satu tim yang handal. Sehingga, tidak mengecewakan pasien sebelum bertemu dengan dokter.
Keempat, menerapkan komunikasi yang efektif. Perlu beberapa skill untuk membangun komunikasi yang efektif. Di antaranya adalah mempelajari siapa pasien yang akan ditangani, memperkenalkan diri dan menanyakan pertanyaan umum sebelum pertanyaan medis, menyampaikan cara berpikir dengan penampilan yang baik. Lalu, mendengarkan pasien dan tidak boleh memotong pembicaraan serta memberikan respon secukupnya. Memperhatikan emosi pasien dan memberikan kesimpulan untuk menunjukkan bahwa dokter mendengarkan pasien dengan baik.
Kelima, mengungkapkan diagnosis dan rencana perawatan. Dokter perlu menginformasikan kepada pasien mengenai diagnosis baru tanpa menghancurkan pasien secara psikologis. Dokter perlu memaparkan dan mendiskusikan mengenai pilihan pengobatan pasien serta memberikan pro kontra terhadap opsi pasien.
Keenam, memberikan informasi dan edukasi. Dokter memberikan edukasi dan informasi kepada pasien. Misalnya, tindakan medis yang dilakukan, hasil dan interpretasi, diagnosis, pilihan tindakan medis, dan prognosis.
Ketujuh, melakukan follow up. Dokter perlu mengikuti perkembangan pasien, tidak berhenti hanya pada saat pertemuan saja. Kedelapan, selalu siap sedia untuk pasien. Memaksimalkan usaha yang sebaik mungkin akan meningkatkan hubungan yang baik dengan pasien.
Kesembilan, update your knowledge. Mengikuti perkembangan dan meningkatkan skill dan teknologi serta menyisihkan pendapatan sebagai investasi untuk mengikuti kursus atau seminar. Pengetahuan yang luas akan membuat dokter memiliki citra yang baik di depan pasiennya.
“Kunci lain yang saya jalani ialah melakukan pekerjaan ini sebagai ibadah, bukan sekedar kepada manusia tapi sebagai takut terhadap Tuhan maka kita akan dapat bekerja dengan maksimal. Contohnya memperlakukan pasien dengan baik dan tidak hanya berpikiran profit oriented,” pungkas Sindy. (*)
Penulis : Nova Dwi Pamungkas
Editor : Binti Q. Masruroh