Universitas Airlangga Official Website

Membedah Keluarga Toxic dalam Novel Silsilah Duka

Fahrul Khakim pembedah buku Silsilah Duka dalam acara “Webinar Bedah Buku Silsilah Duka” pada Minggu (29/5/2022) Foto : Tangkapan Layar Zoom Meeting

UNAIR NEWS Neraka adalah tempat bagi anak-anak durhaka. Tetapi, apakah berlaku sebaliknya apabila orang tualah yang menyebabkan derita batin pada anak-anak mereka, secara tidak sadar menyiksa mereka? (Novel Dwi Ratih yang berjudul Silsilah Duka)

Penggalan itu merupakan salah satu kutipan cerita yang dipaparkan dalam acara “Webinar Bedah Buku Silsilah Duka” pada Minggu (29/5/2022). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Divisi Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa dan Divisi Riset Keilmuan HMD Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga (UNAIR) melalui Zoom Meeting.

Garis Besar Silsilah Duka

Dalam kesempatan itu, Fahrul Khakim pembedah buku Silsilah Duka mengungkapkan hasil analisisnya yang diawali oleh garis besar cerita novel tersebut. “Tokoh utama dalam novel ini ada tiga, yakni Ramlah, Farid dan Juhairiyah. Nah, tokoh Juhairiyah adalah sosok ibu mertua yang abusive parenting in-law, benar benar ibu mertua yang problematik, yang selalu ikut campur urusan menantunya,” Ucapnya.

Sedangkan Farid, sambung Fahrul, adalah anak kandung Juhairiyah dan Isteri dari Ramlah. Farid tipikal suami penurut yang berbakti kepada orang tua dan penyayang, namun di sisi lain tidak tegas. Akibatnya, korban dari perilaku tersebut adalah Ramlah.

“Ia adalah ibu dari Mangsen dan Majang. Ramlah adalah tipikal istri yang nriman, tidak pernah membantah mertuanya sendiri dan tidak berani melawan orang tua dan suami. Dia memilih memendam semua lukanya sendiri demi keutuhan rumah tangganya,” ujar Dosen Sejarah Universitas Malang itu.

Ditambah lagi saat Ramlah melahirkan anaknya, Mangsen, ia mengalami baby blues yang membuatnya bingung, panik dan depresi. Sayang sekali hal ini tidak disadari oleh Farid, sehingga Ramlah berada di titik kulminasi, tidak bisa membedakan kenyataan dengan khayalan dan akhirnya ia bunuh diri.

Penyebab Hadirnya Keluarga Toxic

Menurut Fahrul, terdapat tiga penyebab hadirnya perilaku toxic dalam keluarga yang ada di Novel Silsilah Duka. “Diantaranya adalah terjadinya permasalahan besar dalam keluarga. Sepertihalnya yang dilakukan oleh tokoh Juhairiyah yang tempramental dan Farid yang telat menyadari istrinya mengalami masalah mental yang berakibat Ramlah yang merasa sendirian,” Ujarnya.

Yang kedua, adalah faktor anak yang memiliki gangguan fisik. Hal ini dapat dilihat dari tokoh mangsen yang mempunyai kulit gelap, berbeda dari orang tuanya yang kuning langsat. Disamping itu, saudaranya yakni Majang juga sakit-sakitan. Faktor tersebut semakin diperparah dengan pengaruh etnis dan budaya tempat tinggal.

“Perbedaan parenting tradisional dan modern tentu sangat berpengaruh, juga diperparah dengan pola komunikasi yang salah,” Imbuhnya.

Selain itu, Fahrul juga membeberkan ciri-ciri toxic family yang didapatkan dari novel tersebut. Salah satu pola yang dapat ditemukan adalah ketidaknyamanan berada di rumah. Ia mencontohkan salah satu tokoh dalam novel, Farid yang lebih suka berada di kantor. Lalu, yang kedua, anggota keluarga lebih sering menuntut. Hal ini dicerminkan dari karakter Juhairiyah yang ingin menantu sempurna.

“Tentunya keluarga tersebut jarang dan bahkan tidak dapat memberikan apresiasi terhadap satu sama lain. Dan yang terakhir adalah kebutuhan antar keluarga tidak terpenuhi, seperti Ramlah yang kehilangan nafkah batinnya,” Imbuhnya.

Penulis: Affan Fauzan

Editor: Feri Fenoria