UNAIR NEWS – Pengajian Universitas Airlangga menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap sebulan sekali. Kali ini, Kamis (22/12), tema yang diangkat yakni “Membangun Kesuksesan Keluarga Islami dengan Peran Ibu sebagai Guru dan Panutan Keluarga”.
Pengajian yang dilaksanakan di ruang kuliah 322 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR tersebut dihadiri oleh Dekan FST UNAIR Prof. Drs. Win Darmanto, M.Si., Ph.D, Direktur Sumber Daya Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum, dan Ustaz Drs. H. Ahmad Muzakky Al Hafidz, MA, selaku penceramah agama.
Selaku tuan rumah, Prof. Win dalam sambutannya tidak lupa mengajak para hadirin untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Prof. Win juga mengungkapkan bahwa pengajian kali ini dirancang dengan bertepatan pada hari ibu. Oleh karena itu, tema yang diusung pun juga tentang peran ibu sebagai guru dan panutan dalam keluarga.
Menambahkan pernyataan Prof. Win, Direktur Sumber Daya Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum, mengatakan bahwa ibu merupakan guru pertama di dunia. “Hari ibu bukan hari ini saja. Bagi saya setiap hari adalah hari ibu. Karena setiap hari kita harus ingat ibu. Karena dari beliaulah kita ada dan bisa sampai hari ini. Meski demikian jika hari ini diperingati sebagai hari ibu ini merupakan simbol,” paparnya.
Memasuki sesi ceramah, Ust. Ahmad Muzakky yang juga imam besar Masjid Nasional Al Akbar Surabaya tersebut membuka ceramah dengan menjelaskan kekuatan doa dan cinta, utamanya doa dan cinta ibu terhadap anak-anaknya.
“Doa yang dipanjatkan dengan cinta itu nilainya beda. Apalagi kekuatan cinta ibu pada anaknya, itu luar biasa. Itu yang tidak bisa digantikan dengan apa pun dan kekuatan doa ibu inilah yang kita butuhkan,” paparnya.
Ustaz yang juga konsultan keluarga sakinah tersebut memaparkan tentang keutamaan seorang ibu, misalnya seperti hadis tentang kedudukan surga yang ada di telapak kaki ibu. Namun, di tengah ceramah, Ustaz Ahmad juga menjelaskan mengenai ibu-ibu yang kehilangan surganya. Hal itu, menurut Ustaz Ahmad disebabkan perilaku ibu sendiri, semisal menitipkan anaknya di panti asuhan meski dia masih hidup. Selanjutnya disebabkan perceraian yang dilayangkan bukan karena talak, aborsi, ataupun sebab perselingkuhan.
“Perilaku seperti itulah yang membuat ibu kehilangan martabat surga di kakinya,” jelasnya.
Di akhir ceramah, Ustaz Ahmad juga mengajak para hadirin untuk terus memuliakan ibu dan juga istri, karena merekalah tiang negara dan bangsa. “Mau seperti apa pun ibu tetap mulia. Mudah-mudahan di hari ibu dan momentum maulid Nabi Muhammad ini kita bisa meraih surga-Nya,” pungkasnya.(*)
Penulis: Nuri Hermawan
Editor: Dilan Salsabila