Universitas Airlangga Official Website

Menelisik Kesiapan Pandemi Menuju Endemi

Lukman Handoyo S Kep Ns M Kep selaku Dosen dan Staf Kemitraan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang (STIKes WDH) memaparkan materi pada webinar BLM FKp UNAIR, Sabtu (2/4/2022).

Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas Keperawatan UNAIR menggelar webinar bertajuk Pandemic To Endemic

UNAIR NEWS – Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas Keperawatan (BLM FKp) UNAIR menggelar webinar bertajuk Pandemic To Endemic: Menelaah Kesiapan Strategi Berkawan dengan Lawan tak Kasat Mata pada Sabtu (2/4/2022).

Acara tersebut dihadiri dua orang pembicara sekaligus alumni Fakultas Keperawatan (FKp) UNAIR yaitu Dr M Hasanuddin S Kep Ns M Kep selaku Wakil Ketua Bidang Diklat DPW PPNI Jatim dan Lukman Handoyo S Kep Ns M Kep selaku Dosen dan Staf Kemitraan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang (STIKes WDH).

Webinar tersebut membahas isu terkini terkait kebijakan pemerintah yang mulai melonggarkan aturan Covid-19 sebagai bentuk peralihan dari pandemi menuju endemi. 

Hasanuddin pada sesi pertama menyampaikan bahwa kebijakan pemerintah selalu berubah-ubah. Tidak hanya itu, apa pun kebijakan pemerintah akan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. 

“Contoh terbaru adalah pemerintah membolehkan mudik lebaran, tetapi syaratnya harus vaksin booster. Tetapi para penonton di Mandalika tidak perlu tes apapun sehingga menimbulkan pro kontra,” terangnya.

Menimbang hal tersebut, tenaga kesehatan harus bersikap netral, vaksin booster sesuatu yang penting agar pandemi beralih menjadi endemi. Di mana suatu penyakit itu tetap ada, tetapi dianggap menjadi sesuatu yang biasa.

“Dulu di dunia ada campak. Penyebarannya lebih tinggi dari Covid-19. Sekarang campak sudah jadi endemi karena ada vaksin, sehingga sudah biasa,” ujar Hasanuddin.

Peran Mahasiswa

Pada sesi kedua, Lukman menuturkan tentang bagaimana kesiapan mahasiswa dalam upaya menghadapi perubahan status kesehatan di Indonesia. 

 Dr M Hasanuddin S Kep Ns M Kep selaku Wakil Ketua Bidang Diklat DPW PPNI Jatim sedang memaparkan materi pada webinar BLM FKp UNAIR, Sabtu (2/4/2022).

“Permasalahan pada status kesehatan bukan hanya Covid-19, tetapi penyakit tidak menular juga demikian. Apalagi angka pembunuh nomor satu itu stroke dan menjadi PR bersama karena perhatiannya teralihkan oleh Covid-19,” tuturnya.

Dalam hal ini, perubahan status kesehatan di Indonesia begitu rumit sehingga perawat atau nakes tidak bisa menuntaskan ini semua. Oleh karenanya, peran masyarakat khususnya mahasiswa harus ada dan dilibatkan.

Perguruan tinggi berperan sebagai critical catalyst atau katalisator yang kritis. Di mana katalisator adalah suatu zat yang mempercepat, artinya percepatan itu dilakukan oleh mahasiswa. Hal tersebut dapat dilakukan dengan knowledge sharing (berbagi pengetahuan), innovation (inovasi), dan capacity building (peningkatan kapasitas).

Knowledge Sharing contohnya mahasiswa FISIP, FH, atau FIB dapat mengajarkan pengetahuan dasar kesehatan kepada masyarakat. Innovation contohnya mahasiswa FIB yang jago menulis, sehingga bisa membuat poster kesehatan yang mudah dipahami masyarakat. Hal-hal itu tidak hanya dapat dilakukan oleh mahasiswa perawat, kesmas, atau kedokteran, tapi juga oleh banyak kalangan dari berbagai keilmuan,” jelasnya. 

“Dengan disematkannya status mahasiswa, kita punya tanggung jawab untuk menggunakan akal budi luhur kita dan keilmuan kita agar bisa berkontribusi terhadap masyarakat,” tambahnya. (*)

Penulis: Rafli Noer Khairam

Editor: Binti Q. Masruroh