Universitas Airlangga Official Website

Mengenal Grit, Gaya Hidup Sehat Tingkatkan Produktivitas

Moderator Tesalonika Arina Pambudi (kiri) menyapa pembicara Nadhira Nuraini Afifah MD MPH (kanan) saat sesi tanya jawab (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh setiap tanggal 12 November, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan seminar nasional bertema “Healthy Lifestyle: A Way to Increase Productivity” secara daring, Minggu (13/11/2022).

Salah satu sosok inspiratif tanah air yang menjadi narasumber, Nadhira Nuraini Afifa MD MPH merupakan seorang dokter dan alumni awardee LPDP S2 di Harvard University yang telah lulus tahun 2020 lalu. Pada kesempatan ini, ia berbagi tips mengenai grit sebagai gaya hidup sehat.

Istilah grit pertama kali diperkenalkan oleh Angela Duckworth dari bukunya Grit: The Power of Passion and Perseverance. Grit berarti penggabungan bakat dan usaha terus-menerus untuk mengejar apa yang menjadi tujuan dalam jangka waktu panjang. 

“Kita sebagai anak muda memang harus terbiasa punya long-term goals, meski sekarang masih kuliah itu harus direncanakan misalnya lima tahun ke depan mau ngapain. Walaupun goal-nya berubah nggak masalah, tapi yang penting hidup kita punya tujuan dulu jadi jelas kita mau melangkah ke mana,” ujar Nadhira.

Perempuan yang kini sedang menempuh pendidikan spesialis gizi klinik tersebut mempraktikkan grit selama perjalanan akademiknya, terutama saat situasi pandemi yang serba terbatas dan berpotensi menyebabkan demotivasi.

Tips Membangun Grit

Menurut Nadhira, terdapat empat cara menerapkan grit antara lain mencari tahu dan mengembangkan minat diri, berusaha meningkatkan minat secara berkelanjutan, memiliki tujuan hidup yang jelas, serta mengadopsi growth mindset.

Seringkali generasi muda sekarang cenderung mempunyai fixed mindset daripada growth mindset. Padahal, fixed mindset dapat menghambat performa seseorang menjadi stagnan karena tidak ada keinginan untuk bergerak maju.

“Sementara prinsip growth mindset, misalnya kalau kita gagal berarti kita harus me-review lagi. Mungkin ada kesalahan yang bisa diperbaiki atau mengubah rencana jadi kegagalan bukan titik berhenti, tapi titik bangkit agar kita introspeksi diri,” ucap pendiri Limitless Foundation Indonesia itu.

Ia menekankan bahwa setiap orang tentu memiliki kisah gagalnya masing-masing dan cara menghadapi kegagalan yang berbeda-beda. Dalam kondisi ini, seseorang juga rentan mengalami stres yang dapat diatasi dengan manajemen stres.

Lebih lanjut, generasi muda perlu mengembangkan kemampuan mereka sesuai arah perkembangan zaman. Kemampuan tersebut mencakup komunikasi baik lisan maupun tertulis, kolaborasi, berpikir kritis, serta kreativitas yang tinggi.

Dengan mengadopsi grit sebagai gaya hidup maka diharapkan dapat meningkatkan produktivitas seseorang. “Tolok ukur produktivitas yang ideal bukan berdasar pada kuantitas, namun kualitas terkait seberapa banyak hal yang berhasil terselesaikan menggunakan alokasi waktu tertentu,” pungkasnya.

Penulis: Sela Septi Dwi Arista

Editor: Nuri Hermawan