Universitas Airlangga Official Website

Mengenal Hungaria Melalui Diskusi Bersama Ambasador

Ambasador Hungaria untuk Indonesia, H.E. Judit Nèmeth-Pach saat memaparkan materinya di FISIP, Rabu (30/11).

UNAIR NEWS – Dalam rangka meningkatkan pembelajaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNAIR mengadakan kuliah tamu yang dihadiri oleh Ambasador Hungaria untuk Indonesia H.E. Judit Nèmeth-Pach. Kuliah tamu pada Rabu, (30/11), ini dihadiri oleh staf pengajar FISIP beserta mahasiswa S I, S II,dan S III yang mengambil mata kuliah Eropa.

Mengawali kuliah tamu, Drs, Falih Suaedi, M.Si, selaku Dekan Fisip mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran perwakilan Hungaria untuk Indonesia tersebut. Selain itu, Falih juga mengungkapkan bahwa masih banyak duta besar lainnya yang akan mengunjungi FISIP, dalam rangka berbagi ilmu.

Kuliah tamu kali ini, mengangkat tema “Hungary’s State Identity and Foreign Policy”. Dalam pemaparannya, Judit Nèmeth-Pach menjelaskan tentang sejarah, transisi demokrasi, pembentukan politik dan ekonomi, sistem politik, pemerintahan, perekonomian, dan tantangan di Hungaria.

Sekilas, Hungaria adalah negara di Eropa Tengah yang pernah mendapat pengaruh kuat dari Uni Soviet yang kental dengan sistem komunis. Saat itu, para petani bekerja pada negara dan tidak adanya kompetisi. Kendati demikian, pada 1980, rezim komunis menjadi tidak stabil hingga akhirnya berakhir dan terjadi transisi demokrasi mengembalikan Hungaria menjadi republik parlementer yang demokrasi. Gejolak tersebut juga dipicu oleh kekalahan Uni Soviet dalam berbagai perang.

“Quite new 2011 finally we adopted the fundamental law, the main source of democratic principles. (Pada tahun 2011, kami telah mengadopsi hukum dasar, sumber utama prinsip-prinsip demokrasi,” tutur Judit Nèmeth-Pach saat memaparkan sistem politik Hungaria.

Perekonomian Hungaria pun menunjukkan perkembangan yang baik melalui pertumbuhan GDP-nya. Hal tersebut terjadi karena adanya salah satu institusi di bidang perekonomian yaitu, Hungarian National Trading House yang menghubungkan usaha kecil menegah domestik ke pasar internasional.

Pada acara yang dimoderatori oleh Radityo Dharmaputra tersebut, antusias peserta terlihat tinggi dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Salah satunya pertanyaan terkait isu global, yaitu kedatangan para pengungsi.

“Pengungsi bukanlah ancaman, tetapi sesuatu yang harus dipelihara. Namun, Eropa tidak lagi dapat menampung pengungsi. Bahkan, Jerman dan Prancis telah menurunkan subsidinya,” jelas Judit Nèmeth-Pach saat menjawab pertanyaan salah satu peserta diskusi.(*)

Penulis : Siti Nur Umami
Editor : Dilan Salsabila