UNAIR NEWS – Untuk menambah minat mahasiswa dalam pencarian program beasiswa ke luar negeri, International Office & Partnership (IOP) Universitas Airlangga (UNAIR) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UNAIR) mengadakan International Day yang diselenggarakan di ruang A-314 pada Jumat, (20/5).
Dalam acara itu, masing-masing perwakilan negara berupaya menarik minat mahasiswa UNAIR untuk melanjutkan studi ke negara asal mereka. Pihak IOP menunjuk perwakilan negara Malaysia, Filiphina, Kamboja, dan Meksiko untuk memperkenalkan kondisi negaranya, mulai dari letak geografis, budaya, hingga kuliner.
Peserta yang datang tak hanya berasal dari UNAIR melainkan juga pelajar sekolah menengah atas. Peserta tampak antusias mengikuti jalannya acara. Presentasi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta diberikan kesempatan bertanya perihal budaya, kondisi lingkungan, dan hal-hal lainnya sebagai bentuk ketertarikan terhadap negara tujuan untuk studi mereka. Pertanyaan dan jawaban tersebut tidak hanya dilemparkan menggunakan bahasa Inggris, melainkan bahasa Indonesia yang cukup fasih diucapkan oleh mahasiswa-mahasiswa asing.
“Kita mengajak mahasiswa-mahasiswa asing kemari untuk mendorong komunikasi satu sama lain, karena budaya kita kan berbeda, diharapkan dengan adanya komunikasi tersebut mahasiswa asing bisa beradaptasi di sini. Dan, mahasiswa kita tahu bagaimana suasana di luar negeri, biar mereka tertarik untuk mengambil beasiswa ke luar negeri,” pungkas Faiz selaku ketua pelaksana.
Di sela-sela acara, kru Newsroom UNAIR mengajak beberapa mahasiswa asing untuk mengobrol tentang kesan-kesan mereka selama belajar di UNAIR. Salah satunya adalah Madeline, mahasiswa semester empat asal Kamboja yang mengikuti program pertukaran mahasiswa.
“Saya menyukai kampus UNAIR. Di sini, saya bisa mengakses banyak fasilitas dan meminjam berbagai jenis buku untuk dibaca. Banyak sekali buku di sini yang menarik untuk saya baca. Mengakses fasilitas di sini lebih mudah daripada di tempat saya,” tutur Madeline.
Selain Madeline, Timothy, mahasiswa asal Filiphina juga mengungkap rasa senangnya dapat belajar di UNAIR. Tim mengaku terkesima pada keberagaman budaya serta agama di Indonesia.
“Di sini saya menemukan banyak budaya dan agama. Tidak terbatas pada beberapa budaya dan agama tertentu saja. I think it’s nice,” pungkas pemuda yang akrab dipanggil Tim tersebut.
Selain mereka berdua, mahasiswa asal Meksiko bernama Ale juga turut berbagi kisah seputar pengalamannya belajar di UNAIR. Sebagai mahasiswa yang mengambil program pertukaran mahasiswa mandiri, Ale bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru. Menurut Ale, orang Indonesia ramah dan mudah diajak bergaul.
“Dosen-dosen dan teman-teman saya sangat ramah. Saya tidak mengalami kesulitan, apalagi saat berada di kelas. Keadaan kelas begitu mengasyikkan dengan dosen-dosen yang menyenangkan,” tutur Ale.
Meskipun baru tinggal beberapa bulan di Indonesia, Ale sudah fasih berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. “Saya bisa berbahasa Indonesia. Saya memahami apa yang orang-orang katakan,” katanya dalam bahasa Indonesia dengan lancar. (*)
Penulis: Lovita Cendana.
Editor: Defrina Sukma S.