Universitas Airlangga Official Website

Mengenal Komersialisasi dan Hilirisasi Paten di Lingkungan Akademisi

Pemaparan Koordinator Bidang Pengembangan Bisnis dan Pemasaran BPBRIN UNAIR, Prof Dr Mas Rahmah SH LLM Terkait Komersialisasi dan Hilirisasi Paten (foto: dokumentasi pribadi)

UNAIR NEWS – Produk yang telah memiliki hak paten dapat menghasilkan manfaat bagi penemunya. Salah satunya dalam hal komersialisasi. Hal itu sebagaimana dipaparkan Koordinator Bidang Pengembangan Bisnis dan Pemasaran BPBRIN UNAIR Prof Dr Mas Rahmah SH LLM.

Dalam webinar bertajuk Peningkatan Potensi Paten bagi Akademisi dan Perguruan Tinggi pada Senin (30/5/2022), Prof Rahmah mengingatkan pentingnya komersialisasi paten. Komersialisasi merupakan reward tersendiri.

“Paten memerlukan riset dengan biaya tinggi. Untuk itu, sebuah kekayaan intelektual dari sebuah paten memiliki nilai ekonomi tersendiri. Komersialisasi paten dapat bermanfaat bagi pengembangan paten lain secara lebih lanjut dan bernilai komersial,” tuturnya.

Model Komersialisasi

Terdapat dua model komersialisasi berdasar. Yakni, model Stanford dan model Texas.

“Pada model Stanford, terdapat matcher (penghubung, Red) di antara peneliti atau perguruan tinggi dengan sektor industri. Matcer bertugas memberitahukan lingkungan peneliti tentang kebutuhan kalangan industri pada saat itu. Sebaliknya, mereka juga berkewajiban memberitahukan kalangan industri mengenai invensi (penemuan, Red) yang dapat diindustrikan,” papar Prof Rahmah.

Sementara itu, mengenai model Texas, idealisme-lah yang dijunjung. Kalangan peneliti atau perguruan tinggi dapat meriset apa saja. Riset mereka tidak selalu terpakai industri, namun juga skala studi awal untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru.

Hilirisasi Paten

Selain komersialisasi, Prof Rahmah menyampaikan pentingnya hilirisasi. Dalam hal itu, Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) UNAIR melakukan hilirisasi internal dan eksternal.

“Pada lingkup internal, kami melakukan setting untuk teaching industry. Lingkup internal kami terfokus pada industri, start-up, dan satuan usaha komersial,” ujar Prof Rahmah.

Sedangkan dalam lingkup eksternal, BPBRIN memberikan lisensi atau joint venture, mencari royalti, dan sebagainya. Muaranya adalah pada penerimaan kepada universitas.

“Harapannya setiap inventor akan menjadi pemegang saham di perusahaan-perusahaan yang kita buat. Kita tinggal mendapatkan dividen dari inovasi. Itu yang kita inginkan yakni inovasi dapat memberikan manfaat yang besar,” imbuhnya.

Lebih lanjut, hilirisasi dapat bermanfaat bagi universitas. “Dengan hilirisasi maka peringkat UNAIR beserta kualitas Tri Dharma akan meningkat. UNAIR dapat meningkatkan kemandirian dan turut berkontribusi pada kemandirian NKRI,” terang Prof Rahmah.

Penulis: Fauzia Gadis Widyanti

Editor: Feri Fenoria