UNAIR NEWS – Unggas merupakan salah satu jenis hewan ternak yang mudah ditemukan di Indonesia. Disisi lain unggas juga dapat terkena penyakit sebagai akibat dari adanya parasit yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Untuk itu, Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HMKH), Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) UNAIR menggelar webinar bertajuk “Mengenal Lebih Dekat Parasit pada Ayam” yang dilaksanakan pada Sabtu, (9/4/2022) melalui platform Zoom Meeting. Menghadirkan pemateri Aditya Yudhana drh MSi, Dosen Parasitologi Program Studi Kedokteran Hewan SIKIA UNAIR, webinar tersebut mengulas mengenai jenis parasit pada ayam.
Pada kesempatan tersebut Aditya mengungkapkan pentingnya mengetahui parasit pada ayam bagi mahasiswa Kedokteran Hewan.
“Sebagai praktisi di bidang unggas, skill atau keahlian dari seorang dokter itu mendiagnosa. Dengan bisa mengenal parasitnya maka akan dapat mengidentifikasi dengan tepat sehingga nanti muncul diagnosa yang akurat, dengan diagnosa yang tepat maka treatment yang menjadi wewenang dokter hewan itu bisa optimal,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan mengenai garis besar parasit yang ada di luar ayam dan parasit yang ada didalam termasuk cacing dan protozoa. “Ektoparasit atau parasit yang diluar tubuh jenisnya ada banyak seperti kutu, pinjal, hingga tungau,” tuturnya.
Lebih lanjut, Aditya menyatakan bahwa ektoparasit jenis tungau sering ditemukan pada ayam jenis petelur. Hal ini karena tungau merupakan parasit nokturnal yang menyukai aktivitas di malam hari.
“Ayam petelur mengeram pada malam hari yang minim gerak. Pada kondisi tersebut ektoparasit dari jenis tungau akan naik. Jika derajat infestasi berat, maka akan bermasalah. Semakin banyak ektoparasit maka ayam tersebut akan semakin banyak kehilangan volume darah,” jelasnya.
Selain itu, imbuh Aditya, parasit pada ayam memiliki potensi zoonosis. Hal ini terjadi ketika terdapat penularan atau transmisi penyakit ke manusia. Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan gejala klinis yang timbul sebagai akibat dari adanya parasit tungau pada ayam.
“Gejala klinis yang timbul yaitu anemia yang semakin parah dan kondisi mukosa kalau di ayam mudah diamati pada jengger sama pialnya itu semakin memucat yang awalnya merah menyala menjadi putih. Hal ini mengindikasikan kondisi anemia yang semakin parah,” jelasnya.
Disamping itu, Ketua Pelaksana Webinar, Achmad Julian Andris, mengungkapkan bahwa adanya webinar tersebut diharapkan menjadi ilmu bari bagi mahasiswa.
“Harapan kedepannya semoga tahun-tahun berikutnya bisa di ulang lagi dan mahasiswa menjadi tahu parasit apa saja yang ada pada unggas yang belum ada di materi perkuliahan,” pungkasnya.
Penulis: Indah Ayu Afsari
Editor: Nuri Hermawan