Universitas Airlangga Official Website

Mengenal Lebih Dekat Prodi Pengobatan Tradisional UNAIR

SUASANA ruangan dosen Program Studi Pengobatan Tradisional Universitas Airlangga. (Foto: Fariz IR)
SUASANA ruangan dosen Program Studi Pengobatan Tradisional Universitas Airlangga. (Foto: Fariz IR)

UNAIR NEWS – Mungkin sebagian dari kita tidak tahu apa itu pengobatan tradisional? Kita bertanya-tanya apakah jenis pengobatan alternatif tersebut masih cocok diterapkan pada masa sekarang. Apalagi dengan berkembangnya teknologi kimia yang semakin canggih.

Banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang berkaitan tentang pengobatan tradisional. Berikut tim UNAIR NEWS berhasil meliput Kepala Program Studi (KPS) D3 Pengobatan Tradisional UNAIR Maya Septriana, S. Si., Apt, M.Si, untuk mengetahui lebih dekat tentang apa itu program studi pengobatan tradisional.

Menurut Maya, latar belakang adanya program studi pengobatan tradisional di Indonesia tidak terlepas dari kunjungan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Universitas Tianjin dan Beijing Tiongkok pada 2003. Saat itu SBY mengatakan pengobatan tradisional di Tiongkok itu sudah maju. Dan selepas pulang ke Indonesia, SBY menunjuk UNAIR sebagai perguruan tinggi untuk membuka jurusan program studi pengobatan tradisional.

”Sejak saat itu (sampai sekarang, Red), satu-satunya perguruan tinggi yang mempunyai jurusan pengobatan tradisional setingkat D3 atau D4 adalah Universitas Airlangga,” tuturnya.

Lebih lanjut, Maya menjelaskan bahwa pengobatan tradisional atau biasa disingkat Battra adalah program studi yang mencetak pengobat tradisional. Tepatnya pengobat tradisional dengan berkompetensi di bidang akupuntur, herbal, pijat, dan nutrisi.

Keterampilan Mahasiswa Battra

Selama kuliah, mahasiswa pengobatan tradisional tidak hanya diberi ilmu di dalam kelas, melainkan juga di luar kelas. Misalnya, praktikum dan praktik kerja lapangan. Tujuannya adalah mahasiswa pengobatan tradisional dapat melakukan pencegahan penyakit sekaligus rehabilitasi kepada masyarakat secara langsung.

Dalam merealisasikan hal tersebut, setidaknya ada empat kompetensi dasar bagi mahasiswa pengobatan tradisional. Pertama, akupuntur. Yakni, teknik pengobatan tradisional dari Tiongkok. Caranya adalah dengan penusukan jarum ke titik-titik tertentu ke tubuh manusia untuk pencegahan penyakit.

Kedua, pijat. Yakni, memijat langsung ke tubuh manusia untuk mengobati penyakit dari luar. Misalnya, jenis pijat tuina dan akupresur yang biasanya digunakan untuk bayi dan ibu hamil. Ketiga, herbal, yaitu membudidayakan pembibitan tanaman obat sampai panen seperti pembuatan simpilia, bedak dingin dan jamu.

Keempat, Nutrisi. Yakni, anjuran makan sehat dengan memilih kandungan makanan yang sesuai untuk kebutuhan manusia. Misalnya, contoh wanita yang sedang mengalami masa menopouse dianjurkan untuk makan pecel semanggi karena memiliki kadar estrogen yang tinggi.

”Setelah mahasiswa mempunyai keempat bekal dasar tersebut, ketika sudah lulus, diharapkan sudah dapat menghadapi pasien seperti terapi pijat serta akupuntur. Lalu, untuk anjuran pelayanan pengobatan tradisional seperti herbal dan nutrisi,” terang dosen pengajar mata kuliah herbal asing tersebut.

Perlu diketahui, prodi D3 Battra sudah dibuka sejak 2003. Sementara itu, D4 baru dibuka pada 2015. Prodi itu menerima sekitar 40 mahasiswa baru setiap tahunnya. Dan berada di bawah Fakultas Vokasi. Gedung perkuliahannya berada di tiga tempat. Yakni, Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Farmasi (FF), serta Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR. (*)

 

Penulis: Fariz Ilham Rosyidi

Editor: Feri Fenoria Rifa’I