UNAIR NEWS – Industri peternakan dan akademis merupakan hal harus bersinergi dalam menghasilkan lulusan siap berkiprah. Sebagai update teknologi, Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga menyelenggarakan Kuliah Tamu Perunggasan bertajuk “Perkembangan Perunggasan di Era 4.0” pada Kamis (25/5/2023). Tepatnya mengangkat topik ayam petelur modern.
Memulai Bisnis di Era Modern 4.0
Direktur Utama Jatinom Indah Hidayatur Rahman SE MM mengungkapkan membangun bisnis bukanlah hal yang mudah. Berbagai rintangan besar muncul. Salah satunya adalah momentum krisis moneter 1998. Masa tersebut membentuk mental dan arah gerak keputusan perusahaannya semakin visioner dan kuat bertahan mengembangkan ekspansinya hingga saat ini.
“Minimal bertahap dengan masa yang cukup berat harus terlewati untuk menemukan langkah yang tepat,” ungkapnya saat membuka materi di Aula Kampus Mojo SIKIA.
Modal bukanlah hal awal yang harus ada dalam memulai suatu bisnis pada masa 4.0. Tetapi, keterampilan menjadi hal paling utama pada awal memulai usaha untuk mendapatkan kepercayaan dari rekan bisnis. Pada masa sekarang ini, pebisnis lebih relatif mudah mendapatkan modal berupa pinjaman hingga kerja sama.
Mengenal Modern Layer
Tuntutan pasar yang tinggi pada era modern mendorong keterpenuhan indikator efisiensi produksi. Mulai dari berat badan yang relatif ringan, memiliki massa produksi yang tinggi dengan rasio konversi pakan (FCR) yang unggul. Setiap ras ayam memiliki kemampuan pengembangan genetik yang berbeda. Hidayatur menuturkan perlu manajemen yang baik untuk memaksimalkan genetiknya agar produktivitas ayam semakin tinggi.
“Kunci dalam produksi adalah mengenali performa ayam melalui identifikasi genetik, manajemen, nutrisi dan status kesehatan,” tuturnya.
Peternakan ayam layer yang modern juga dapat terlihat dari berbagai teknologi otomatisasi yang tersedia. Hal tersebut sebagai upaya dalam mengedepankan aspek efisiensi produksi yang lebih terstruktur dan terarah. Implementasi dapat berawal dari sistem pakan, kelistrikan, kandang, vaksin, hingga monitoring kesehatan.
Industri dan Akademisi Harus Bergandeng Tangan
Pengembangan antara dunia pendidikan praktisi dan industri harus jalan bersama untuk jangka panjang. Hidayatur mengatakan terus berkembangnya teknologi industri menjadi tantangan yang harus terjawab bagi mahasiswa dengan inovasi dan terus memperbaharui berbagai hal baru di dunia peternakan.
“Kompetensi lain juga harus terus pelajari untuk menjawab tantangan industri yang bergerak dinamis. Tak hanya dari sektor program saat ini,” dorongnya.
Setiap masalah menjadi peluang dalam menemukan solusi yang inovatif. Karena, tak hanya dengan menaklukan tantangan pasar dengan raksasa keuangan yang mumpuni, namun juga harus terus adaptif mengarungi waktu.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Feri Fenoria
Baca juga: