Universitas Airlangga Official Website

Mengenal Prone, Teknik Pertolongan Pertama pada Pasien Sesak Napas

Ilustrasi oleh CNN Indonesia

UNAIR NEWS – Gelombang dua Covid-19 di Indonesia menyebabkan peningkatan kasus yang sangat tinggi di Indonesia. Pasien Covid-19 yang mengalami sesak napas pun meningkat drastis. Hal itu kemudian berdampak pada kebutuhan oksigen yang tinggi. 

Ketersediaan oksigen yang semakin berkurang memiliki dampak pada terbatasnya pasokan oksigen di rumah sakit maupun saat isolasi mandiri di rumah. Alfian Nur Rosyid, dr., Sp. P(K), FAPSR, FCCP, dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), menyebut bahwa ada langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan pada pasien sesak napas. Yaitu pasien harus berada pada posisi prone atau tengkurap.

“Pada pasien sesak, coba lakukan prone. Yang penting posisi tubuh pasien menjadi terbalik, area dinding dada diletakkan di bagian bawah. Dapat dilakukan dengan cara tengkurap ataupun sujud,” terang dr. Alfian.

Dengan melakukan posisi membalik, harapannya dapat memperbaiki pengembangan paru. Selanjutnya, proses pernapasan juga menjadi lebih baik dan saturasi oksigen pasien dapat meningkat. 

“Mungkin setelah dicoba dengan posisi badan terbalik, itu bisa memperbaiki kondisi pernapasan,” tutur dr. Alfian.

Tetapi apabila kemudian teknik prone belum dapat meningkatkan saturasi oksigen, maka dr. Alfian menyebut bahwa pasien memerlukan tambahan oksigen. “Apabila diberikan oksigen dengan selang hidung, namun saturasi tidak bisa naik, ya tentu saja harus diganti alatnya dengan masker oksigen,” imbuh dr. Alfian. Namun apabila tetap tidak menaikkan saturasi oksigen, maka pasien harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

“Nanti di sana (di rumah sakit, Red), akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pasien akan dicek seberapa berat kondisi sesak napasnya, frekuensi napas, saturasi oksigen, dan kadar gas darah dalam tubuh. Itu bisa dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), diambil sampel darah arterinya untuk diperiksa kadar oksigennya, tingkat keasaman darah, dan termasuk kadar karbon dioksida dari darahnya,” papar dokter yang pernah bertugas menjadi sekretaris satuan tugas (satgas) Covid-19 RSUA tahun 2020 tersebut.

Kondisi Covid-19 dapat memicu pasien berada pada saturasi oksigen yang rendah. Indikator saturasi oksigen rendah, yakni apabila saturasi oksigen perifer pada jari tangan di bawah 95 persen. 

Rendahnya saturasi oksigen dapat menimbulkan berbagai keluhan, termasuk gangguan napas dengan frekuensi pernapasan yang meningkat. Inilah salah satu tanda adanya pneumonia pada paru pasien. dr. Alfian menjelaskan bahwa Covid-19 terkadang menimbulkan pneumonia. 

“Pneumonia yang terjadi akan menyebabkan gangguan pertukaran oksigen di alveoli,” tutupnya.

Penulis: Fauzia Gadis Widyanti

Editor: Khefti Al Mawalia