Universitas Airlangga Official Website

Menghadapi Kendala Budaya Tak Surutkan Semangat Belajar 

Shah Faisal, Wisudawan Terbaik S3 Fakultas Farmasi (foto: dok pribadi)

“Hard work beats talent when talent doesn’t work hard,” – Tim Notke  

UNAIR NEWS – Wisuda Universitas Airlangga (UNAIR) Periode 244 akan menjadi hari yang mengesankan untuk Shah Faisal. Wisudawan asal Pakistan itu resmi menyandang gelar doktoral sekaligus gelar Wisudawan Terbaik S3 Fakultas Farmasi (FF) UNAIR.  Perstasi itu berhasil Shah raih meski sempat menghadapi kendala budaya dan bahasa.

Tak tanggung-tanggung, ia berhasil mendapatkan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang sempurna, yakni 4,00. Gelar wisudawan terbaik adalah sebagai apresiasi atas semua kerja keras dan desikasi Shah selama ini. Waktu yang ia kerahkan untuk penelitian dan belajar tidak akan menjadi sia-sia, di samping berbagai tantangan selama studi. 

“Ini adalah validasi dari semua kerja keras, dedikasi, dan larut malam yang dihabiskan untuk penelitian dan belajar. Saya juga berterima kasih atas dukungan keluarga, teman, dan mentor saya yang percaya pada saya sepanjang perjalanan ini,” terang Shah. 

Shah mengaku bahwa ini adalah kali pertamanya menjalani studi di Indonesia. Kendala bahasa dan budaya merupakan hal yang paling menantang baginya selama studi. Terlebih, di Surabaya dan Jawa Timur, masyarakatnya masih sangat kental dengan bahasa dan budaya Jawa.  

“Meskipun banyak masyarakat lokal berbahasa Indonesia, komunikasi sulit, terutama di daerah pedesaan atau dengan orang tua. Hal ini kadang-kadang menghambat kemampuan saya untuk sepenuhnya terlibat dengan masyarakat dan mengakses layanan tertentu,” tutur Shah.  

Selain itu, kondisi cuaca ekstrem turut menjadi hambatannya karena berpengaruh pada produktivitas dan kesehatan. Tidak hanya bagi pendatang, kondisi cuaca yang begitu ekstrim pun kerap menjadi keluhan bagi masyarakat lokal. “Cuaca panas dan lembab juga jadi tantangan, butuh penyesuaian diri dengan iklim tropis. Mulai dari hidrasi konstan, kesadaran akan paparan sinar matahari, dan kadang mempengaruhi fokus saya pada studi dan membuat saya sulit untuk terlibat dalam aktivitas fisik,” jelasnya. 

Ada banyak universitas dunia yang memiliki reputasi bergengsi. Namun, Shah memilih UNAIR untuk melanjutkan studi doktoralnya. Dalam bidang farmasi, Shah menilai UNAIR sebagai universitas dengan ilmu farmasi top di Indonesia. Ia juga kagum akan kualitas pengajar yang sangat berpengalaman, dan bahkan memiliki pengalaman belajar di luar negeri juga. UNAIR juga diketahuinya memiliki fasilitas penelitian yang sangat mumpuni.  

“Dosen memiliki pengalaman studi di luar negeri, membawa kekayaan pengetahuan dan perspektif internasional. UNAIR juga menyediakan fasilitas penelitian yang sangat baik, menciptakan lingkungan yang ideal untuk penelitian tingkat lanjut,” imbuhnya.  

Penulis: Syifa Rahmadina  

Editor: Yulia Rohmawati, S.Hum