Universitas Airlangga Official Website

Mengungkap Peluang Kerja Dokter Hewan Konservasi

Peran Dokter Hewan Konservasi Penyu Dalam Menjelaskan Langkah Nyata Menjaga Populasi Penyu (Sumber: Istimewa)
Peran Dokter Hewan Konservasi Penyu Dalam Menjelaskan Langkah Nyata Menjaga Populasi Penyu (Sumber: Istimewa)

UNAIR NEWS – Konservasi berkaitan erat dalam melestarikan biodiversitas fauna yang juga merupakan kompetensi dokter hewan. Pelayanan kesehatan dalam perkembangan dunia konservasi memberikan peluang kerja dokter hewan menjadi semakin luas. Hingga saat ini, dalam skala nasional saja, masih sangat sedikit pegiat medik konservasi satwa liar. Padahal Indonesia sendiri memiliki 9 taman nasional yang menjadi habitat insitu fauna dan berbagai exsitu yang dibangun oleh masyarakat. Tempat seperti kebun binatang maupun kandang yang dimiliki masyarakat turut mendapat perhatian kesehatan hewan. Artinya, telah terjadi persebaran dokter hewan konservasi yang minim.

Dokter Hewan FIKKIA, Aditya Yudhana drh MSi mengungkapkan peluang dunia kerja dokter hewan bidang konservasi masih terbuka lebar. Tanpa kehadiran dokter hewan konservasi, pendirian yayasan, NGO, ataupun lembaga pemerintah dalam konservasi satwa liar tidak akan berjalan maksimal dan berkelanjutan. Karena, kegiatan rescue dan rehabilitasi erat kaitannya dengan kesehatan hewan. Kemunculan berbagai jenis penyakit infeksius satwa liar yang bersifat zoonosis semakin memberikan peran kuat dokter hewan untuk meminimalkan penyebaran infeksi.

“Dokter hewan dalam bidang konservasi berkontribusi langsung terhadap Kesehatan satwa liar. Tak hanya mengobati, namun juga berkontribusi dalam meningkatkan ataupun mempertahankan populasi lewat kompetensi ilmu veteriner,” ungkapnya.  

  

Dokter hewan konservasi wajib mengerti dasar pengetahuan jenis spesies yang ditangani. Keterampilan yang harus dimiliki mulai dari manajemen, terapi, dan pencegahan dalam penyakit. Bukan hanya itu, pemahaman status konservasi satwa juga menjadi sangat penting dalam melakukan perizinan khusus untuk alur penanganan. Beragam jenis spesies hewan dalam dunia konservasi memungkinkan seorang dokter hewan memiliki kualifikasi yang mampu menangani beragam spesies satwa liar. Karena itu, identifikasi dan spesifikasi tiap jenis hewan sesuai dengan kemampuan menjadi sangat penting untuk dokter hewan konservasi.

“Lingkup luas satwa liar akan membuat dokter hewan tertarik dalam jenis tertentu. Baik reptile ataupun marine mammal dipelajari untuk eksplor kompetensi manajemen terapi dan pencegahan penyakit infeksius,” ujar akademisi praktisi konservasi penyu itu.

drh Adit menyebut dokter hewan konservasi masih tetap dapat berwirausaha sebagai dokter hewan praktisi. Dengan dasar ilmu yang sama, mereka akan tetap menemui kemiripan penyakit ataupun fisiologis antara hewan liar dan domestik. Dengan trend masyarakat semakin banyak memelihara satwa eksotik favorit. Keperluan dokter hewan konservasi tak hanya berkutat pada lingkungan in situ saja, namun juga merambah wilayah perkotaan. 

“Jika dalam dunia konservasi Famili felidae seperti harimau secara in situ maka dia tetap bisa menangani kucing karena metabolismenya dan beberapa kasus penyakit infeksiusnya juga sama.. Hanya beda ukuran dengan domestik tapi basic ilmu sama,” sebut peneliti parasitologi veteriner tersebut. 

Selain peluang, tantangan dokter hewan konservasi juga semakin meningkat. Kepemilikan hewan eksotik Yang saat ini masih didominasi dari sumber tangkapan liar menjadi salah satu faktor sosial dokter hewan untuk mengedukasi masyarakat dari ancaman penyakit zoonosis serta tindak pidana apabila jenis hewan yang dipelihara statusnya dilindungi oleh Undang Undang Konservasi.

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Feri Fenoria

Baca juga:

Kegiatan MBKM Terwujud pada PPK Ormawa Komikat Pecinta Alam Konservasi FIKKIA UNAIR

Visitas Kemendikbud Pastikan PPK Komikat Konservasi FIKKIA Melaju ke Abdidaya Ormawa