Universitas Airlangga Official Website

Menjadi Atlet Bridge Bukan Halangan Raih Predikat Wisudawan Terbaik 

Habibatul Ainina, Wisudawan Terbaik S1 Fakultas Psikologi (foto: dok pribadi)

Jadikan setiap langkah dan pengalaman sebagai pembelajaran” 

UNAIR NEWS – Menjadi bagian dari wisudawan terbaik merupakan hal yang tidak mudah, perasaan itulah yang Habibatul Ainina rasakan. Lulusan yang memiliki nama sapaan Habiba ini meraih gelar wisudawan terbaik S1 Psikologi pada wisuda 244 Universitas Airlangga kali ini. Meskipun aktif menjadi atlet bridge, Habiba berhasil meraih IPK 3,85 dengan masa studi selama tiga tahun 11 bulan.

Menurutnya untuk berhasil menjadi wisudawan terbaik bukan menjadi tujuan utamanya, ia mengira justru menjadi bagian dari wisudawan berprestasi. Ikut perlombaan hingga memenangkan piala cabang olahraga bridge menjadi alasannya untuk optimis menjadi wisudawan berprestasi. “Intinya saya bersyukur dan tidak sangka menjadi bagian dari wisudawan terbaik S1 Psikologi,” ucapnya. 

Habiba menjelaskan bahwa sejak kelas lima bangku sekolah dasar, sudah menjadi atlet bridge. Ketika menjadi mahasiswa psikologi UNAIR, ia terus mengembangkan bakatnya dengan bergabung dalam UKM bridge UNAIR hingga meraih beberapa juara di tingkat nasional hingga internasional. 

“Alhamdulillah orang tua selalu mendukung segala kegiatan untuk mengembangkan potensi diri saya selama kuliah. Meskipun banyak kegiatan, saya tetap membagi kegiatan akademik dengan membuat skema perkuliahan, sehingga sebaik mungkin tidak mengganggu kegiatan belajar,” ucapnya. 

Tidak hanya sebagai atlet, Habiba seringkali hadir untuk menjadi pelatih UKM bridge UNAIR. Menariknya, seusai sidang skripsi, ia harus ikut serta mendampingi lomba bridge di Bali. “Selama di Bali, saya juga harus menyelesaikan revisi skripsi yang harus selesai selama satu minggu,” ungkapnya. 

Selama kuliah, Habiba mendapatkan banyak sekali manfaat secara akademik maupun non-akademik. Pengerjaan skripsi yang tidak mudah, menjadi semangatnya untuk mampu menyelesaikan dengan tepat waktu. 

“Menjaga nilai akademik untuk tetap stabil disamping kesibukan lainnya, menjadi tantangan bagi saya. Selain itu, pengerjaan skripsi yang harus diselesaikan secara mandiri hingga menyesuaikan waktu bertemu dengan dosen pembimbing menjadi tekad saya menyelesaikan studi tepat waktu,” tuturnya. 

Habiba berpesan bahwa jangan takut aktif mengikuti berbagai kegiatan, selama dapat membagi waktu dengan baik. “Jangan takut melakukan hal baru, karena ilmu dan pengalaman dapat muncul dari mana saja,” pungkasnya.  

Penulis: Muhammad Akmal Syawal 

Editor: Ragil Kukuh Imanto