UNAIR NEWS – Dalam menyambut Dies Natalis Ke-21 tahun Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB UNAIR menggelar acara Ghardana Dekan Cup 2018. Kegiatan itu menjadi salah satu program kerja terbesar BEM FIB yang terdiri atas perlombaan olahraga maupun non-olahraga. Tepatnya yang dimulai pada Senin (17/9) sampai Jum’at (21/9) 2018.
Salah satu yang unik dari perlombaan Ghardana Dekan Cup tahun ini adalah perlombaan Ludo. Ketua Ghardana Dekan Cup Izzudin Ma’ruf menjelaskan, panitia menyelenggarakan kegiatan lomba Ludo karena banyak kawula muda yang saat ini memainkan game (online) tersebut.
”Jadi, kami berinisiatif untuk menuangkannya secara langsung. Bukan lewat HP, tapi langsung ke manusianya. Sebab, pasti sensasinya bakalan berbeda dan lebih ngena,” terangnya.
Jalannya Pertandingan
Alur lomba itu sama dengan ludo online. Setiap tim menempati pos warna yang tersedia. Dan, akan berjalan sesuai dengan jumlah angka yang didapatkan.
Bahasa dan Sastra Indonesia (Sasindo) yang menempati pion warna merah. Bahasa dan Sastra Inggris berada pada warna kuning. Ilmu Sejarah warna hijau dan Studi Kejepangan warna biru.
”Jadi, dari setiap tim (jurusan, Red) itu mengirimkan lima perwakilan. Empat orang sebagai pion dan satu orang sebagai pengocok dadu,” kata Izzudin.
Selama perlombaan, setiap tim beradu dalam mengatur strategi. Tim yang mendapatkan nilai enam akan menjalankan pion ke arena dan berhak melempar dadu lagi.
Keseruan pun semakin bergemuruh ketika suporter dari keempat jurusan saling memberikan dukungan. Mereka melihat sembari meneriakkan zel-zel dari lantai 2 dan 3 Hall FIB. Terdengar teriakan ”Ayo; Enam; Yeay” dari para suporter.
Hasil lomba Ludo tersebut pun akhirnya dimenangkan Studi Kejepangan sebagai juara I. Selanjutnya Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai juara II dan Ilmu Sejarah sebagai juara III.
Salah seorang peserta dari Ilmu Sejarah Fikria Iwa Logika mengaku sangat senang mengikuti perlombaan Ludo itu. Dia merasakan hal yang berbeda dengan yang di online.
”kegiatan ini sangat seru karena Ludonya reallife. Jadi, kompetisinya lebih greget dan bisa merasakan balik kandang (pos, Red),” terangnya.
Sementara itu, setelah diadakannya lomba ini, Izzudin berharap mahasiswa FIB dapat mengatur strategi di FIB. Misalnya, membagi waktu antara tugas kuliah serta organisasi. Dan, yang paling penting, menurut dia, mahasiswa mampu menjalin keakraban dan kedamaian di lingkungan FIB. (*)
Penulis: Fariz Ilham Rosyidi
Editor: Feri Fenoria Rifa’I