UNAIR NEWS – Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membawa perubahan signifikan di bidang pendidikan. Lahirnya teknologi live streaming dan video conference membawa keuntungan bagi dosen dan mahasiswa agar selalu menambah wawasan baru secara cepat dan mudah.
Menyadari manfaat live streaming, gabungan dokter spesialis Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, yang tergabung dalam Asia Pacific Medical Network Project, ikut serta dalam Telemedicine Development Center of Asia (TEMDEC) yang digelar Kyushu University Hospital, Kamis (19/1).
Dalam TEMDEC bertema “4th Indonesian Endoscopy Case Teleconference” yang digelar di Unit Pengelola Data Digital FK UNAIR, kasus kesehatan yang dibahas adalah gastroenterologi dan teknik tindakan endoskopi atau pemeriksaan medis untuk melihat kondisi saluran pencernaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Koordinator TEMDEC FK UNAIR Budi Widodo, dr., SpPD.
Dalam telekonferensi itu, pemilik domain terbesar dan penyelenggara TEMDEC, Kyushu University Hospital berbagi pengalamannya menangani berbagai kasus gastroenterologi. “Kyushu University Hospital sudah dikenal bagus untuk urusan telemedicine, bahkan mereka pula yang mempopulerkan metode telemedicine di dunia kedokteran selama ini,” ungkapnya.
Acara TEMDEC juga melibatkan partisipan dari sejumlah rumah sakit pendidikan dari fakultas kedokteran di Indonesia, di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, dan RS Fatmawati.
Setiap sebulan sekali, masing-masing institusi menggelar telekonferensi untuk berdiskusi seputar permasalahan saluran pencernaan. Fokus permasalahan yang dibahas berganti-ganti. Secara bergiliran, setiap perwakilan institusi akan mempresentasikan problem kasus yang sedang ditanganinya.
Usai presentasi kasus, selanjutnya berlangsung diskusi antar institusi agar tercapai solusi untuk mengatasi permasalahan. Rencananya, TEMDEC kelima akan diselenggarakan pada Februari. Dalam TEMDEC kelima, dijadwalkan pihak dokter di India akan bergabung dalam telemedicine tersebut.
Metode yang efektif
Budi tak memungkiri, video conference maupun video streaming adalah metode yang efektif untuk pendidikan jarak jauh. Melalui video streaming, pertukaran pengetahuan bisa dilakukan di mana saja dan kapanpun. Selain itu, proses diskusi yang berlangsung dapat diputar ulang kapan saja. Fasilitas ini juga dapat menjangkau lebih banyak mahasiswa secara virtual dan dapat berintegrasi dengan kampus lainnya.
“Cara ini membuat masing-masing kami anggota TEMDEC saling berperan aktif satu sama lain. Tidak perlu jauh-jauh pergi ke Kyushu untuk belajar. Cukup duduk dan berkonsentrasi di depan layar monitor saja, kita sudah bisa belajar dan dapat banyak ilmu di waktu yang bersamaan. Ini cara yang efektif dan efisien. Serta hemat biaya biaya pertemuan dan tatap muka,” ungkapnya.
Teknologi live streaming diperlukan kalangan dosen maupun mahasiswa sebagai media yang memfasilitasi kegiatan diskusi seputar kasus penyakit terbaru. Mengingat semakin berkembangnya kasus penyakit, maka dokter dituntut pula untuk senantiasa memperbarui keilmuan. (*)
Penulis: Sefya H. Istighfarica
Editor: Defrina Sukma S