UNAIR NEWS – Dekan Fakultas Keperawatan UNAIR kembali lulusan 46 ners baru yang resmi dilantik pada Senin (8/05/2023). Pelantikan tersebut terselenggara di Gedung Ternate, ASEEC Tower UNAIR, Kampus B, Surabaya.
“Pelantikan periode II ini dari angkatan alih jenis dan beberapa mahasiswa regular,” ujar Ananta Baru Wijaya, salah satu Ners baru.
Ananta mengatakan bahwa pelantikan ners itu adalah bukti nyata susah senangnya dunia pendidikan. Terlebih untuk sebuah gelar kebanggaan dan wujud profesionalitas profesi keperawatan. Hal itu, lanjutnya, karena banyak dari angkatan alih jenis yang sudah bekerja, sebagian berkeluarga. Mereka harus melaksanakan pendidikan dalam kondisi hamil, mengurus rumah tangga, bekerja di tengah pandemi yang menakutkan banyak orang.
“Ya kalau mau diungkapkan luar biasa, selamat dan sukses untuk rekan sejawat seangkatan. Akhirnya usainya pandemi yang dulu membersamai perjuangan kita menjadi bukti awal hidup baru dengan tanggung jawab seorang ners dalam nama kita,” tutur Ananta.
Tantangan Dunia Keperawatan
Prof Dr Yusuf SKp MKes melalui sambutannya memberikan pesan kepada seluruh ners baru agar selalu menjaga marwah profesionalisme keperawatan. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan pola kerja dalam memberikan asuhan pelayanan keperawatan.
“Satu hal terkecil yang harus kita lakukan adalah merubah pola kerja kita dalam memberikan asuhan pelayanan keperawatan. Kalian coba benahi metode dokumentasinya,” tegas Prof Yusuf.
Melanjutkan sambutan, Prof Yusuf menggarisbawahi bahwa dari pola dokumentasi asuhan pelayanan keperawatan. Seorang perawat, jelasnya, dapat terlihat karakter dan profesionalitasnya dalam bekerja. Hal itu, sambungnya, terjadi karena aspek dokumentasi asuhan pelayanan keperawatan menggambarkan tiga aspek penting yakni legal etis, tanggung jawab, dan tanggung gugat.
“Yang kedua kalian harus mengembangkan keterampilan interpersonal, sebab nilai seseorang yang professional karena benar-benar mumpuni dan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik,” ujar Prof Yusuf.
Tak hanya itu Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Prof Dr Nursalam M Nurs Hons yang terwakili oleh Dr Hj Hanik Endang N SKep Ns MKep berpesan bahwa perawat harus mulai bersaing di pasar bebas. Selain itu Ia menegaskan bahwa era 4.0 adalah peluang untuk merebut eksistensi dan keunggulan profesi perawat di kancah dunia.
Penulis: Rosita
Editor: Nuri Hermawan