Universitas Airlangga Official Website

November yang Bersejarah Menegakkan Kedaulatan Bangsa

Bagi saya sebagai alumni Universitas Airlangga yang kelahiran Surabaya, bulan November 2022 kali ini terasa sangat bersejarah karena tiga hal penting yaitu:

Pertama, di bulan November ini tepatnya tanggal 10 November, seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Pahlawan untuk mengenang pertempuran hebat ketika para pejuang Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang suku dan agama bersama-sama bertempur mati-matian melawan pasukan Ingggris yang baru saja menjadi salah satu pemenang Perang Dunia II melawan Nazi Jerman dan Jepang. Pada tanggal 10 November 1945 itu sekitar 4.000 s/d 30.000 pasukan Inggris dengan perenjataan lengkap antara lain 24 tank, 5 kapal perang, dan 24 pesawat tempur membumi hanguskan kota Surabaya untuk menghadapi para pejuang Indonesia yang gagah berani menolak ultimatum tentara Inggris untuk menyerah dan meletakkan senjata.

Meskipun dalam beragai literatur sejarah perang Surabaya atau the Battle of Surabaya versi barat disebutkan bahwa the victor : British atau pihak pemenangnya adalah Inggris, namun sebenarnya bagi Inggris perang Surabaya itu perang yang memalukan karena sebagai penyandang status pemenang Perang Dunia II namun jendralnya yaitu Jendral Mallaby terbunuh di Surabaya. Terbunuhnya Mallaby ini merupakan satu-satunya jendral Inggris yang terbunuh dalam perang. Pada perang Dunia I dan II tak satupun jendral Inggris mati. Tapi di Surabaya jendralnya tewas terbunuh.  Selain itu walaupun pasukan Inggris bisa menguasai kota Surabaya dalam beberapa hari, namun mereka menyaksikan perlawanan pejuang Arek-Arek Suroboyo – dengan peralatan tempur seadannya selama tiga minggu!. Inggris baru menyadari bahwa pejuang Surabaya itu tidak takut mati demi membela negara karena mereka percaya kematian mereka merupakan sahid – terpanggil oleh pernyataan Revolusi Jihad nya KH. Hasyim Asyari. Pihak pasukan Inggris juga menyadari bahwa informasi pihak penjajah Belanda bahwa pejuang Surabaya itu merupakan ekstrimis dan kumpulan pengkhianat atau the gang of collaborators – adalah salah; sebab mereka itu ternyata freedom fighters yang memperoleh dukungan rakyat yang berjuang demi menegakkan kedaulatan bangsa.

Kedua, tepat tanggal 10 November, 1954 presiden pertama Republik Indonesia Ir. H. Ahmad Soekarno – yang dikenal dengan panggilan Bung Karno – sebagai orang yang berasal dari Surabaya meresmikan berdirinya Universitas Airlangga di Surabaya. Bung Karno nampaknya memahami jiwa perjuangan rakyat Surabaya melawan tentara Inggris (sekutu) pada tanggal 10 November itu harus menjadi jiwa Perguruan Tinggi yang tertua di Indonesia timur ini. Karena itu beliau memilih tanggal yang bersejarah itu menjadi tanggal diresmikannya Universitas Airlangga., dengan demkian pilihan tanggal 10 November ini tentu bukan tanpa pertimbangan Bung Karno yang matang. Jiwa pejuang Surabaya telah mengilhami para stakeholder Universitas Airlangga untuk membangun dan mengembangkannya, dan hal ini bisa kita lihat kemajuan yang sudah dicapai Universitas Airlangga selama ini. Peresmian Unair oleh Bung Karno itu juga merupakan upaya menegakkan kedaulatan bangsa dalam bidang pendidikan.

Ketiga, bulan November tahun 2022 ini juga merupakan peristiwa yang bersejarah ketika pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta, Jumat (4/11), resmi mengeluarkan Emergency Use Authorization atau izin penggunaan darurat untuk Vaksin Merah Putih atau vaksin Inavac. Vaksin Inavac yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga dan didaftarkan oleh PT Biotis Pharmaceutical Indonesia ini diusulkan untuk dijadikan booster atau dosis penguat dan vaksin primer. Kita semua menyaksikan proses panjang perjalanan pembuatan vaksin ini dengan bebagai hambatan. Namun apapun hambatannya itu para peneliti Universitas Airlangga dengan jiwa pejuang yang diwarisi para pejuang Surabaya melakukan penelitian dengan tekun, teliti dan seksama siang malam. Seperti hal nya pertempuran Surabaya tahun 1945 itu yang melibatkan seluruh rakyat, penelitian vaksin Merah Putih itu juga berhasil karena adanya kolaborasi Universitas Airlangga dengan masyarakat terutama yang terlibat dalam Uji Klinik atau Clinical Trial tahap I, II dan III.

Vaksin buatan anak bangsa – dalam hal ini para peneliti Ksatria Airlangga tidak hanya merupakan soal pembuatan vaksin untuk menangani virus saja tapi vaksin dalam negeri ini adalah soal kedaulatan dan marwah bangsa Indonesia. Dan ketika saya merangkai artikel di bulan November ini, adik-adik saya para Ksatria Airlangga – para tenaga medis dari Fakultas Kedokteran dan perawat yang usianya masih muda-muda itu sedang berkhitmad mengabdikan diri mereka memberikan pelayanan kesehatan di pulau-pulau terluar lewat Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga. Memang November adalah bulan yang bersejarah dalam menegakkan kedaulatan dan marwah bangsa.