Universitas Airlangga Official Website

Nyeri Lutut Osteoartritis Berpengaruh terhadap Goyangan Postur ke Lateral

Sumber: Tribunnews

Osteoartritis (OA) dikenal sebagai penyakit degeneratif sendi yang disebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Penyakit ini merupakan penyebab utama gangguan fungsi dan  kecacatan pada lansia. Pasien dengan OA dapat mengalami gangguan fungsi yang semakin meningkat dengan berjalannya waktu, yang dirasakan ketika  berjalan, naik turun tangga, dan dalam melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari. Setiap sendi dapat mengalami OA, namun sendi yang sering mengalami OA adalah  sendi lutut, panggul, tangan dan tulang belakang.

Angka kejadian kasus OA lutut sebesar 240 per 100.000 orang tiap tahun Prevalensi osteoarthritis di Indonesia meningkat seiring dengan usia, yaitu  sebesar 5% pada individu berusia < 40 tahun, 30% pada usia 40 – 60 tahun, dan 65% pada usia > 61 tahun. Prevalensi OA lutut sebesar 15,5% pada laki – laki dan 12,7% pada perempuan.

Faktor risiko pada OA ialah genetik, usia, jenis kelamin, etnis, obesitas, pekerjaan, kelemahan otot dan biomekanik. Pasien OA pada sendi lutut juga dapat mengalami peningkatan goyangan postural statis kearah samping kiri-kanan dan depan belakang. Kejadian ini dikaitkan dengan berbagai faktor. Goyangan postural adalah pergerakan titik berat badan dalam bidang horizontal sekeliling titik pusat masa tubuh. Goyangan postural yang melebihi batas normal meningkatkan resiko jatuh pada lansia. Berbagai faktor disinyalir berpengaruh terhadap goyangan postural antara lain usia, jenis kelamin, kekakuan sendi lutut, dan kecepatan berjalan.

M. Siddik dan R.D Haryadi melakukan penelitian yang  bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan faktor-faktor yang terkait OA lutut, yaitu tingkat keparahan, sisi yang terkena satu atau kedua sisi, sisi lutut pada tungkai dominan, serta keselarasan sendi lutut (diwakili oleh sudut TFA dan Q), indeks masa tubuh (IMT), nyeri, dan aktivitas otot paha depan dengan goyangan postural pada pasien OA lutut.

Penelitian ini menggunakan metode potong lintang  dan observasional analitik. Pengambilan sampel dilakukan secara berurutan. Kriteria OA lutut berdasarkan pada pedoman yang ditetapkan oleh American College of Rheumatology (ACR). Kriteria sampel pada penelitian ini antara lain : pasien dengan OA lutut satu atau 2 sisi,  stadium 1-3 (berdasarkan kriteria kellgren & Lawrence), berusia 40–65 tahun, tidak ada keterbatas pada anggota gerak sendi tungkai bawah , dapat memahami dan mengikuti ketentuan pemeriksaan dan mampu berjalan mandiri tanpa alat bantu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rentang goyangan postural pada kelompok yang diteliti adalah 1,25-2,37 cm, dengan rerata 2,23 cm. Pengukuran pada subjek normal dengan alat yang sejenis menunjukkan nilai 1-2,5 cm dengan rerata 1,86 cm.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa nyeri merupakan faktor yang berpengaruh paling besar dan bermakna terhadap  pergerakan postural pada pasien dengan OA lutut. Variabel lain seperti IMT,  lutut yang terlibat 1 atau 2 sisi, sisi dominan atau bukan, serta  aktivitas otot paha depan memiliki hubungan yang lemah dan berpengaruh tidak  bermakna terhadap goyangan postural. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini pencegahan atau pengurangan keparahan  nyeri menurunkan  goyangan postural pada penderita osteoartritis sendi lutut. 

Penulis: Ratna Darjanti Haryadi

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini,

https://doi.org/10.37506/ijfmt.v14i2.3196