UNIAR NEWS – Industri ke-4 merupakan generasi baru dari revolusi industri yang mencakup berbagai jenis teknologi. Mulai dari 3D printing, robotik, hingga jenis material baru serta sistem automasi. Tidak ingin berdiam diri dengan perkembangan industri yang ada, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR kembali menghelat International Seminar sebagai salah satu rangkaian International Development Student Conference. Seminar internasional yang bertajuk The 4th Industrial Revolution itu dilaksanakan pada Jumat (11/11).
“Dengan mendiskusikan isu terkini tentang revolusi industri dalam suatu konferensi mahasiswa dan seminar ini, semoga dapat meningkatkan jaringan antar mahasiswa. Secara resmi kami dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) resmi membuka kegiatan ini,” tutur Dr. Rudi Purwono, Wakil Dekan I FEB UNAIR saat memberi sambutan.
Dalam sesi pertama, seminar yang bertempat di Aula Fadjar Notonegoro itu dihadiri oleh Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Hidayat, M.B.A dan Henry Pariaman dari PT. Pembangkit Listrik Jawa-Bali. Pada kesempatan itu, Ahmad memaparkan berbagai contoh usaha-usaha yang bergerak pada financial technology.
“Kolaborasi dan perkembangan Gojek, Buka Lapak, dan usaha lainnya menunjukkan bahwa financial technology memberikan ruang untuk berkembang melalui teknologi sehingga akan memberikan pengalaman berbeda bagi pengguna,” tutur Ahmad.
Ahmad juga menjelaskan bahwa saat ini OJK sedang mempersiapkan regulatory sand box, yaitu wadah uji coba bagi usaha-usaha berbasis teknologi. Nantinya, setelah lulus dari sand box maka dapat dipastikan akan diterima oleh pasar. Selain itu, OJK pun tidak membeda-bedakan program berdasarkan sektor. Contohnya di bidang pariwisata, saat ini pertumbuhan sektor pariwisata sangat tinggi.
“Pajak start-up sendiri mestinya harus seimbang antara promote growth dan generate income. Apabila terlalu keras ditarik pajak yang besar, maka start-up tidak akan growth (tumbuh). Namun sebaliknya apabila terlalu lurus, maka tidak baik pengelolaanya,” terang Ahmad.
Disamping itu, untuk mengimbangi perkembangan teknologi saat ini, Ahmad menjelaskan bahwa OJK terus berupaya dengan melakukan strategi agar pengusaha tidak skeptis mengenai jaminan dari peminjaman modal. Pada kenyataanya, future income, cash flow, kepercayaan pengelolaan dengan baikdapat digunakan sebagai anggunan.
“Ini hanya permasalahan komunikasi saja. OJK pun tidak hanya diam, melainkan terus medorong usaha kecil di desa. Kemudian dari supply side, kita dorong bank-bank untuk memberikan pinjaman. Sedangkan dari demand side, kita dorong usaha-usaha kecil agar bankable,” pungkasnya.
Penulis : Siti Nur Umami
Editor : Nuri Hermawan