UNAIR NEWS – Perubahan iklim telah membuat peningkatan signifikan infeksi penyakit zoonosis dari nyamuk, unggas, dan kelelawar. Nyamuk menyebarkan DBD, unggas membawa flu burung, dan kelelawar menjadi reservoir berbagai virus patogen. Peningkatan kelembaban dan suhu udara membuat pola migrasi dan perilaku berubah. Kegiatan manusia yang merujuk deforestasi dan perluasan wilayah membuat hewan tersebut tidak memiliki batasan interaksi dengan manusia.Â
Dr. Deborah Nadal menyebut kondisi beberapa tahun terakhir telah menunjukkan perubahan iklim mampu mempengaruhi perilaku dan penyebaran infeksi hewan liar. Skenario epidemiologi penyebaran infeksi semakin meluas dari lokal menjadi global. Mulai dari infeksi flu burung pada anjing laut hingga wabah Covid-19.
Pemikiran dari sudut pandang medik hewan liar, konservasi hayati, dan kesehatan manusia mampu membedah masalah kompleks. Diskusi intens antar bidang memberikan kesimpulan berbagai pro dan kontra yang timbul. “Diperlukan solusi jangka pendek dan panjang untuk mencegah dan menanggulangi dampak penyakit yang ditimbulkan oleh ketiga hewan tersebut,” sebut akademisi Ca’ Foscari University of Venice, Italy itu.

Perlu ada peningkatan kesadaran tentang pentingnya pencegahan penyakit zoonosis. Kolaborasi antar sektor mengutamakan langkah less me, more we merupakan solusi tuntaskan zoonosis dari preventif hingga kuratif. Setiap orang harus dapat menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas guna mencegah penyebaran penyakit di lingkungan sekitar.
“Solusi yang digunakan ke depan harapannya tidak merugikan salah satu pihak, baik manusia, hewan, maupun alam. Pada dasarnya, semua saling bergantung untuk kelangsungan hidup,” tambah Deborah.
Dalam Workshop internasional bertajuk One Health Imaginative Workshop for The Identification of Functional Values to Face Climate Change-Driven Animal Migration di Museum Pendidikan Surabaya, Selasa (30/7/2024). Dihadiri 25 peserta dari berbagai organisasi dan perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri.
Workshop berfokus pada tiga skenario penyebaran penyakit zoonosis. Acara tersebut merupakan kolaborasi antara Dr. Deborah Nadal dari Ca’ Foscari University of Venice, Italy, International Convention of Asia Scholars (ICAS), dan Airlangga Disease Prevention and Research Center – One Health Collaborating Center (ADPRC-OHCC) Universitas Airlangga (UNAIR).Â
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Khefti Al Mawalia