UNAIR NEWS – Pemerintahan kota Surabaya mulai berkonsentrasi kepada dua bidang sektor, yakni sektor jasa dan sektor perdagangan. Melihat pengoptimalan peran di sektor jasa dan dagang ini, Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, M.T, ditemani Prof. Mari Elka Pangestu selaku ISD Board of Advisor, beserta Ir. Herliza, M.Sc., selaku Direktur Perundingan Perdagangan Jasa memberikan pemaparannya dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Sabtu (11/3).
Diskusi publik yang dihadiri perwakilan Indonesia Services Dialogue (ISD), perwakilan Pemerintah Kota Surabaya, mahasiswa FEB UNAIR, dan mahasiswa dari PTN dan PTS lainnya ini, mengangkat tema “Optimalisasi Peran Sektor Jasa di Daerah dalam Mendukung Perekonomian Nasional”. Dijelaskan oleh Prof. Mari Elka Pangestu bahwa dalam segi penyediaan lapangan pekerjaan, sektor jasa semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan perubahan struktur perekonomian dari negara yang sedang berkembang menjadi lebih maju.
“Jadi memang, masa depan suatu negara selalu tergambar dari sektor jasa-jasanya”, ungkap Prof Mari.
Menambahkan pernyataan Prof. Mari Elka, Direktur Perundingan Perdagangan Jasa Ir. Herliza, M.Sc., juga menambahkan, terkait kepentingan Indonesia dalam Perundingan Perdagangan Internasional yang terbagi menjadi dua kepentingan. Di internal yakni mendorong pembangunan sektor jasa dan melalui penyedia produk jasa asing untuk memenuhi jasa domestik yang belum dapat dipasok oleh penyedia jasa domestik.
“Di bagian eksternal yakni membuka akses pasar di negara partner melalui pembelian preferensi seperti penghapusan hambatan yang diskriminatif, serta pengakuan tenaga professional,” paparnya.
Selain itu, dalam forum panelis, diskusi publik berjalan dengan komunikatif. Beberapa peserta diskusi melayangkan pertanyaan kepada masing-masing panelis yang berkompeten dalam bidangnya.
“Ketika kita sudah mulai terbuka di sektor jasa, maka kita juga harus meningkatkan SDM, salah satu caranya yakni membekalinya dengan skill agar mampu bersaing. Oleh karena itu, kita saat meluluskan mahasiswa dari perguruan tinggi tidak hanya membekalinya dengan hard skill saja, namun juga soft skill untuk mereka. Karena ketika mereka harus bekerja apalagi disektor jasa, maka soft skill lebih berperan dibandingkan hard skill,” papar Rosanto Dwi Handoyo, Ph. D selaku Peneliti dan Akademisi FEB UNAIR.
Di akhir diskusi, Ir. Tri Rismaharini memberikan prakata penutup untuk para peserta diskusi. “Teori ekonomi terbaru dari saya adalah mulailah membangun perekonomian dari ruang lingkup yang besar terlebih dahulu, maka niscaya ruang lingkungan yang kecil akan mengikuti dengan sendirinya,” pungkasnya.
Penulis : Ainul Fitriyah.
Editor : Nuri Hermawan