UNAIR NEWS – Prof. Dr.rer.nat. Gunawan Indrayanto merupakan farmasis yang bergelut di bidang kimia bahan alam, bioteknologi tanaman, dan analisis farmasi/kimia. Sebagai profesor Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Gunawan aktif menjadi pembicara seminar, memberikan pelatihan untuk para apoteker, dan melakukan penelitian.
Sampai saat ini, publikasi riset Gunawan telah dimanfaatkan peneliti dari seluruh penjuru dunia. Hingga tahun ini, tercatat sebanyak 113 publikasi di jurnal internasional dan chapter di buku-buku diktat yang telah ia tulis.
Penerima beasiswa DAAD itu telah meraih berbagai penghargaan. Gunawan merupakan salah satu dari enam ilmuwan penerima penghargaan leading scientist dari Committee on Science and Technological (Comstech), Pakistan, pada tahun 2008. Di tahun yang sama, ia terpilih sebagai dosen berprestasi dengan pengakuan nasional dan internasional dari Rektor UNAIR.
Ia juga menjadi nominator peneliti unggul yang dinobatkan oleh South East Asia European Community Net, Austria, pada tahun 2009. Ia juga memperoleh penghargaan Achmad Bakrie Award ke-XII di bidang Kesehatan pada tahun 2014. Pada tahun 2015, ia terpilih sebagai salah satu kontributor reviewer terkemuka dari Elsevier, Belanda.
Selain itu, Gunawan dipercaya sebagai reviewer atau penyeleksi karya ilmiah berbagai jurnal internasional. Tercatat, sudah ada delapan jurnal internasional yang ia review. Jurnal ilmiah internasional itu diantaranya berasal dari negara Hungaria, Amerika Serikat, India, dan Belanda. Ia juga tergabung sebagai dewan penasihat dari tujuh jurnal, baik skala nasional maupun internasional.
Kepakaran di bidang farmasi sudah tidak dapat diragukan lagi. Terbukti, Gunawan tercatat sebagai salah satu ilmuwan Indonesia yang meraih indeks tertinggi dalam Wise Index of Leading Scientists and Engineers untuk negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI). Ia adalah satu dari enam orang ilmuwan Indonesia yang mendapat pengakuan bergengsi tersebut.
Ketika ditanya mengenai kepakarannya, Gunawan melakukan analisis farmasi agar sebuah obat memiliki mutu yang terjamin. “Tugas apoteker adalah membuat dan mengembangkan obat. Bekerja membuat obat haruslah sebaik, semurah, dan seefektif mungkin. Untuk itu diperlukan analisa farmasi atau kimia dari setiap obat yang diproduksi sehingga dapat dijamin mutunya. Melakukan analisis kimia/farmasi mungkin mudah, tetapi melakukan analisa dengan hasil valid tidaklah mudah,” ujar Gunawan.
Di Research Gate, sebuah situs web jejaring sosial untuk kolaborasi bagi para ilmuwan sains, ia aktif berdiskusi, membantu dan berdiskusi tentang pelbagai topik penelitian dengan peneliti di seluruh dunia.
“Di Research Gate, saya dapat membantu dan saling belajar dengan peneliti dari seluruh dunia. Dengan saya banyak menjawab dan diskusi, saya dapat ilmu banyak. Dengan menjawab pertanyaan, saya menyumbang pengetahuan, menambah ilmu dan wawasan,” tambahnya.
Profesor kelahiran Kediri itu menambahkan, ratusan riset yang ia publikasikan juga telah menjadi bahan ajar dosen kepada mahasiswa.
Ke depan, keilmuan ini memiliki prospek yang besar untuk berkembang. Mengingat, Indonesia adalah negara yang kaya akan tumbuhan dan bahan-bahan alam yang dapat digunakan sebagai obat-obatan. (*)
Penulis : Binti Q. Masruroh
Editor: Defrina Sukma S