Universitas Airlangga Official Website

Pakar Strategi Pariwisata Nasional Alumnus UNAIR Tanggapi Polemik Untung Rugi Sirkuit Mandalika

Taufan Rahmadi, Alumnus FISIP UNAIR dalam Economic Challenges Metro TV, Selasa (4/7/2023) malam (Foto: Kanal YouTube MetroTV)
Taufan Rahmadi, Alumnus FISIP UNAIR dalam Economic Challenges Metro TV, Selasa (4/7/2023) malam (Foto: Kanal YouTube MetroTV)

UNAIR NEWS – Perhelatan MotoGP dan World Superbike (WSBK) yang berlangsung di Sirkuit Mandalika hingga kini masih menyisakan polemik. Pasalnya, pihak penyelenggara, mengaku alami kerugian cukup besar usai menggelar ajang balap motor dunia tersebut. Wacana penghapusan WSBK dari kalender Sirkuit Mandalika pun muncul sebagai buntut dari besarnya kerugian pihak penyelenggara.

Menanggapi hal tersebut, Pakar Strategi Pariwisata Nasional Alumnus FISIP Universitas Airlangga (UNAIR), Taufan Rahmadi angkat suara. Ia menilai masih terlalu dini untuk mengklaim bahwa kehadiran Sirkuit Mandalika dan perhelatan ajang balap motor dunia sebagai sebuah kerugian.

“Kalau berbicara tentang pengembangan Mandalika, maka kita berbicara tentang long term investment yang memang membutuhkan jangka waktu panjang. Jadi, jangan terburu-buru untuk mengatakan bahwa ini merugi,” ujarnya pada acara Economic Challenges Metro TV, Selasa (4/7/2023) malam.

Tentang Penghapusan WSBK

Lebih lanjut, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat 2014-2016 itu mengatakan bahwa wacana penghapusan WSBK dari kalender Sirkuit Mandalika adalah tindakan yang kurang tepat. Pasalnya, meski dianggap merugi bagi pengelola, tetapi perhelatan ini justru membawa keuntungan bagi masyarakat sekitar.

“Jelas saya tidak setuju dengan wacana penghapusan itu. Ketika WSBK berlangsung, data BPS mengatakan bahwa serapan tenaga kerja di sana itu mencapai angka di atas 4.600, sementara angka perputaran uang saat itu mencapai 50 miliar dalam tiga hari,” terangnya.

Dengan angka-angka tersebut, sambungnya, penghapusan WSBK akan mengakibatkan hilangnya potensi ekonomi masyarakat setempat.

Tanggapi Wacana Ambil Alih Pemda

Seiring dengan semakin peliknya perdebatan tentang Mandalika, Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (Pemda NTB) berencana mengambil alih pengelolaan kawasan Sirkuit Mandalika. Upaya itu, kata Taufan, menjadi bukti komitmen Pemda NTB dalam mengutamakan kepentingan dan kemaslahatan masyarakat.

“Menurut saya ini adalah strong commitment dari Pemda NTB yang mana mereka melihat bahwa kemaslahatan bersama dalam hal ini menjadi lebih utama,” ucapnya.

Putra Daerah NTB ini juga melihat bahwa meski di tengah berbagai keterbatasan, nyatanya perhelatan akbar balap motor dunia itu dapat berlangsung berkat dukungan Pemda dan masyarakat NTB. Untuk itu, penghapusan WSBK menjadi hal yang patut dipertanyakan.

“Nyatanya, dengan segala keterbatasan, penyelenggaraan WSBK dan MotoGP bisa berlangsung. Lalu, sekarang infrastrukturnya sudah ok dan hosting fee sudah diberikan, kenapa harus WSBK harus dihapuskan?” imbuhnya.

Berikan Solusi

Pada akhir, Taufan memberikan beberapa solusi yang mungkin dapat bermanfaat bagi pemerintah maupun pengelola. Menurutnya, perlu adanya penguatan SDM (Sumber Daya Alam) sehingga angka serapan tenaga kerja juga akan semakin meningkat.

Selain itu, Taufan juga mengimbau pemerintah dan pengelola untuk segera menuntaskan masalah lahan yang terjadi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Hal ini seharusnya menjadi prioritas utama di samping kenyamanan.

“Kemudian berbicara tentang lahan, penyelesaian masalah lahan harus segera tuntas, baru nanti kita bicara tentang kenyamanan. Menurut saya itu yang seharusnya menjadi prioritas di dalam menyelesaikan masalah di KEK Mandalika,” tegasnya. (*)

Penulis: Yulia Rohmawati

Editor: Binti Q Masruroh