Universitas Airlangga Official Website

Pakar UNAIR Imbau Masyarakat Tidak Pelihara Satwa Liar

Image From: Instagram @alshadahmad

UNAIR NEWS – Memelihara satwa liar menjadi suatu kegemaran tersendiri bagi sebagian orang. Tidak jarang satwa liar tersebut dijadikan konten oleh para influencer. Hal tersebut berpotensi menaikan permintaan satwa liar dan perburuan secara ilegal. 

Pakar Satwa Liar Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Boedi Setiawan DVM MP menyebut satwa liar seharusnya berada di habitat asalnya dan tidak didomestikasi. Terlebih satwa yang dilindungi. Menurutnya, masyarakat tetap boleh memanfaatkan hewan, tapi harus memperhatikan dulu satwa tersebut dilindungi atau tidak. 

“Jika masih banyak di alam, silakan. Namun, tetap harus diawasi. Contohnya, biawak air tidak dilindungi, kalau diburu secara terus menerus lama kelamaan akan punah,” tambahnya.

Rantai Makanan Terganggu

Pemerhati dan fotografer satwa liar itu juga menjelaskan, satwa memiliki fungsinya masing-masing di alam. Baik sebagai predator maupun makanan predator dalam ekosistem. Jika salah satunya punah, rantai makanan akan terganggu. 

“Satu hilang, maka populasi lain akan meningkat. Maka dari itu, harus tetap dijaga supaya tetap ada di alam. Jika jumlahnya sudah semakin habis, harus dilindungi oleh negara,” tuturnya.

Konservasi Satwa Liar

Boedi mengungkapkan, untuk mencegah kepunahan, satwa liar tetap dapat dipelihara dengan maksud melestarikan keberadaannya. Namun, hal tersebut memiliki kriteria-kriteria tersendiri yang telah diatur oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). 

“Kalau sifatnya penangkaran, hewan yang dipelihara akan didata dan diberi tanda merupakan hasil budidaya dari penangkaran tersebut,” tuturnya.

Ia juga menambahkan, bibit satwa liar yang akan dibudidayakan tidak boleh berasal dari alam liar, tapi dari penangkaran yang telah ada sebelumnya. Hasil dari budidaya tersebut nantinya harus dikembalikan ke alam liar.

“BKSDA yang akan menentukan alamnya. Bukan asal lepas liar, tetapi harus sesuai dengan habitatnya. Intinya, tujuan memelihara satwa liar adalah budidaya penangkaran, bukan untuk koleksi semata,” tegas Boedi. 

Pakar Satwa Liar Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Boedi Setiawan DVM MP. (Foto: Dok Pribadi)
Perhatikan Kesejahteraan Hewan

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) itu juga mengimbau masyarakat tidak membawa satwa liar ke rumah dan berniat memilikinya. Ia menyebutkan, masyarakat yang menggemari satwa liar dapat melihatnya langsung di habitat ataupun lembaga konservasi satwa dengan tetap memperhatikan aspek kesejahteraan hewan.

Dengan membawa satwa liar ke rumah dan menganggapnya sebagai hewan peliharaan, kesejahteraan hewan akan sulit terpenuhi. Menurut Boedi, jika satwa tersebut berada di alam akan lebih mudah untuk menjaga produktivitas sehingga terhindar dari kepunahan. Selain itu, satwa dapat bersosialisasi dengan kawanannya.

“Kalau misalnya ada niatan untuk memelihara satwa liar. Itu bukan mencintai, tetapi menghilangkan dan mempercepat kepunahan jika tidak memperhatikan kesejahteraan hewannya. Peliharalah satwa di habitatnya,” ungkapnya. (*)

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Feri Fenoria