Universitas Airlangga Official Website

Pakar UNAIR Jelaskan Bahaya Narkoba Bagi Balita

Ilustrais oleh Klik Kaltim

UNAIR NEWSSaat ini bahaya dan dampak narkoba pada kehidupan khususnya kesehatan para pecandu dan keluarganya semakin meresahkan masyarakat. Sehingga pentingnya peran-peran dari pihak yang bertanggung jawab untuk memberantas pecandu narkoba tersebut.

Pasalnya di Samarinda bayi berusia 3 tahun meminum air yang mengandung narkoba. Hal itu menyebabkan sang anak menangis tak karuan dan bertingkah aneh. Dan terungkap oleh TRC PPA bahwa bayi tersebut positif narkoba.

Pada kesempatan itu pakar UNAIR akan menjelaskan bahaya narkoba bagi Balita dan penanganannya. Dosen Farmasi UNAIR, Dr. apt. Isnaeni, MS menyebut narkoba menimbulkan pengaruh pada kerja otak bila masuk kedalam tubuh. 

Narkoba memiliki daya adiksi, toleran, dan habitual (kebiasaan) yang sangat kuat. Menyebabkan pemakai narkoba tidak dapat lepas dari ketergantungannya. Efek ini akan menyerang semua usia mulai dari anak-anak sampai lansia. Penyalahgunaan narkoba di kalangan para pelajar merupakan hal yang harus orang tua waspadai karena berbahaya bagi pelajar atau remaja. 

“Bentuknya pun bermacam-macam, mulai dari mengancam kesehatan tubuh hingga merusak masa depan para remaja, baik dalam jangka panjang maupun pendek,” sebutnya. 

Awal Ketergantungan

Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia 11 sampai 24 tahun, yaitu termasuk usia produktif. Saat ini telah terjadi beberapa kasus anak yang mencoba atau tak sengaja mengkonsumsinya. Mereka dapat mengalami ketergantungan terhadap narkoba dan dampak negatif penyalahgunaan narkoba. 

“Perubahan yang dapat terjadi antara lain perubahan sikap, kepribadian, dan perangai. Menurunya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran. Menjadi emosional mudah marah dan mudah tersinggung, rasa takut dan kecurigaan yang berlebihan, dan halusinasi,” ungkapnya.

Jika Terjadi Kecanduan pada Anak

Pertama, pemeriksaan diperlukan oleh dokter dan terapis dalam mengukur sejauh mana kecanduan dan efek samping yang dialami. Jika si pemakai mengalami depresi atau gangguan perilaku, maka terapis akan menyembuhkan efek tersebut sebelum melakukan rehabilitasi.

Kedua, Detoksifikasi. Pada tahap ini pengguna harus 100% berhenti menggunakan obat-obatan berbahaya tersebut. Reaksinya cukup menyiksa mulai dari rasa mual hingga badan terasa sakit. Di samping itu, pecandu akan merasa tertekan karena tidak ada asupan obat penenang yang biasa mereka konsumsi. 

Setelah proses detoksifikasi berhasil, selanjutnya dokter akan menerapkan langkah stabilisasi. Tahapan ini bertujuan untuk membantu pemulihan jangka panjang dengan memberikan resep dokter. Tidak hanya itu, pemikiran tentang rencana ke depan pun diarahkan agar kesehatan mental tetap terjaga dan tidak kembali terjerumus dalam bahaya obat-obatan terlarang.

Terakhir, pengelolaan aktivitas. Setelah tahap rehabilitasi, pecandu yang sudah sembuh akan kembali ke kehidupan normal. Diperlukan pendekatan dengan orang terdekat terutama orang tua atau keluarga. 

Pengaruh Lingkungan Sekitar

Dr Isnaeni M S Apt menuturkan lingkungan usia dewasa di sekitar tumbuh kembang anak akan berdampak ketika orang tua berada di bawah pengaruh obat-obatan, mereka tidak akan mampu menanggapi kebutuhan emosional dan fisik anak secara optimal. Sehingga akan meningkatkan risiko penyalahgunaan zat berbahaya ketika anak tumbuh dengan orang tua yang menyalahgunakan narkoba. 

“Mereka sendiri berisiko lebih tinggi menjadi pecandu. Di lingkungan itu anak akan beranggapan bahwa penyalahgunaan narkoba adalah hal yang wajar,” tuturnya.

Anak dibawah usia 5 tahun adalah aset bagi negara yang tumbuh melalui berbagai tahapan mulai dari ABG, remaja, hingga dewasa.yang kualitasnya akan menentukan martabat dan status daya saing bangsa.

“Inilah investasi yang harus diperhatikan dalam menyiapkan generasi bangsa yang handal dalam mempertahankan daya saing bangsa di era global. Salah satu faktor yang harus diperhatikan secara khusus handling-nya adalah pengaruh narkoba terhadap remaja, orang tua dan anak,” tutupnya.

Penulis: Monika Astria Br Gultom

Editor: Khefti Al Mawalia