Universitas Airlangga Official Website

Pakar UNAIR Paparkan Pentingnya Kontrol Tekanan Darah dan Waspada Komplikasi Ginjal pada Geriatri

Satriyo Dwi Suryantoro dr SpPD dalam kegiatan Webinar Strategi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kardiovaskular Pasien Geriatri oleh Rumah Sakit Universitas Airlangga (UNAIR) pada Rabu (25/5/2022). (SS YouTube)

UNAIR NEWS – Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penanganan, diagnosis, serta pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan yang menyerang lansia. Mengingat populasi lansia semakin tahun semakin meningkat, penting adanya edukasi pada lansia khususnya pasien geriatri berkaitan dengan pentingnya mengontrol tekanan darah dan mewaspadai komplikasi ginjal.

Universitas Airlangga sebagai salah satu PTN terbaik di Indonesia ikut serta mengedukasi masyarakat berkaitan melalui Webinar Strategi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kardiovaskular Pasien Geriatri pada Rabu (25/5/2022). Webinar itu diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi ke-11 tahun Rumah Sakit Universitas Airlangga (UNAIR). Webinar turut menggandeng Kepala Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Airlangga (UNAIR) Satriyo Dwi Suryantoro dr SpPD sebagai salah satu pembicara.

Pasien Geriatri Rentan Hipertensi

“Kontrol tekanan darah pada pasien geriatri cenderung dikaitkan dengan timbulnya hipertensi,” jelas dr Satriyo. Hal ini dikarenakan prevalensi hipertensi meningkat kejadiannya seiring pertambahan usia.

Selain itu, dr Satriyo juga menjelaskan bahwa pasien hipertensi tidak terkontrol tingkat mortalitasnya 1,4 kali lebih tinggi daripada pasien hipertensi terkontrol. Sedangkan, mayoritas pasien hipertensi tidak terkontrol berada pada populasi lansia. Hal ini dikarenakan lansia mengalami arteriolitis atau kekakuan arteri.

Akan tetapi, sebelum itu kita perlu tahu definisi dari hipertensi itu sendiri. Dilansir dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, menurut ESC/ESH hipertensi berarti tekanan darah sistolik (TDS) lebih dari sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) lebih dari sama dengan 90 mmHg dengan pengukuran tekanan darah di klinik (office blood pressure). Sedangkan menurut AHA/ACC, hipertensi berarti tekanan darah sistolik (TDS) lebih dari sama dengan 130 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) lebih dari sama dengan 80 mmHg.

Keterkaitan Hipertensi dengan Gangguan Ginjal

Dr Satriyo menjelaskan bahwa hipertensi pada lansia dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan perfusi renal dan GFR. “Apabila pasien darah tinggi (hipertensi, Red) tidak kita tangani dengan baik, maka akan menimbulkan gangguan ginjal. Sementara usia lanjut sendiri juga terjadi renal aging yaitu penurunan fungsi ginjal. Itulah mengapa pasien dengan hipertensi di awal terapinya harus lebih agresif agar tidak terjadi gangguan fungsi ginjal,” terangnya.

Terapi Hipertensi

Beberapa model terapi hipertensi yang dijelaskan oleh dr Satriyo antara lain yaitu penurunan berat badan, diet DASH, diet sodium (restriksi garam), aktivitas fisik, dan stop alkohol. Berkaitan dengan diet sodium (restriksi garam), dr Satriyo menjelaskan bahwa ada kadar garam minimal yang tetap perlu dikonsumsi perharinya.

“World Health Organization menyebutkan kadar garam minimal tidak lebih dari dua gram perhari pada pasien darah tinggi (hipertensi, Red),” terangnya. (*)

Penulis : Tristania Faisa Adam

Editor : Binti Q Masruroh