Universitas Airlangga Official Website

Paparkan Proyek Fact-Checking, Dua Mahasiswa FISIP Ikuti Konferensi di Vietnam

Pemaparan Fact Meter oleh tim UNAIR, Nur Fajri Musyafa’ah Hanim dan Kamilah Sa’diyah. (Foto : Istimewa)
Pemaparan Fact Meter oleh tim UNAIR, Nur Fajri Musyafa’ah Hanim dan Kamilah Sa’diyah. (Foto : Istimewa)

UNAIR NEWS – Dua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Nur Fajri Musyafa’ah Hanim dan Kamilah Sa’diyah mewakili Universitas Airlangga (UNAIR) mengikuti konferensi bertajuk Asian Network of News & Information Educators (ANNIE) Lab School Net Conference 2024. Konferensi itu berlangsung di Van Lang University, Ho Chi Minh, Vietnam pada Jumat – Sabtu (13-14/12/2024). 

Bersama dengan Irfan Wahyudi selaku dosen FISIP dan Nimas Safira Widhiasti Wibowo selaku fasilitator mempresentasikan proyek sosial berupa platform fact-checking. Proyek tersebut merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa FISIP UNAIR dengan organisasi dari Hong Kong University, sekaligus penyelenggara kegiatan, ANNIE Lab. 

Nur Fajri Musyafa’ah Hanim atau akrab disapa Hanim mengaku bangga menjadi perwakilan UNAIR untuk mempresentasikan proyeknya di kancah internasional. “Pada awalnya, ANNIE Lab ini mengajak kolaborasi UNAIR, tepatnya FISIP untuk melakukan proyek platform fact-checking. Kemudian, aku diajak oleh dosenku untuk mengerjakan proyek ini,” katanya.

Fact Meter merupakan wadah untuk melakukan pengecekan, tentang fakta atau hoaksnya sebuah beritaKemudian, dalam kampanyenya, mereka menggunakan media sosial instagram. Proyek itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap berita agar lebih kritis dan tidak mudah terjebak hoaks.

Tim UNAIR dalam Asian Network of News & Information Educators (ANNIE) Lab School Net Conference 2024, Nur Fajri Musyafa’ah Hanim dan Kamilah Sa’diyah, Irfan Wahyudi selaku dosen FISIP, dan Nimas Safira Widhiasti Wibowo selaku fasilitator. (Foto : Istimewa)

Fact Meter ini, lanjut Hanim, memerlukan waktu pengerjaan lebih dari enam bulan. “Fact-Meter sendiri sudah kami jalankan sejak bulan Mei 2024. Untuk platformnya sendiri, di UNAIR memang sudah ada sejak Desember tahun lalu, jadi disini kami juga melanjutkan proyek itu sehingga bisa berjalan lagi,” lanjutnya. 

Dalam konferensi itu, selain memaparkan inovasinya, mereka juga mendengarkan pemaparan platform fact-checking dari berbagai tim negara lain. Salah satunya, mahasiswa dari Jepang yang menggunakan teknologi deteksi lokasi untuk mengecek keaslian sebuah berita.

Lebih lanjut, Fact Meter diproyeksikan terus berkembang dalam dua tahun ke depan. Ilmu yang diperoleh dari konferensi harapannya menjadi bekal penting untuk mendukung pengembangan platform ini.

“DIsini, aku juga banyak belajar tentang cara mengimplementasikan teknologi yang lebih mutakhir untuk pembuatan platform. Hal itu juga jadi pembelajaran untuk tim UNAIR, sehingga kedepannya dapat meningkatkan kualitas Fact Meter kedepannya,” papar mahasiswa Ilmu Komunikasi UNAIR itu.

Penulis : Febriana Putri Nur Aziizah

Editor : Khefti Al Mawalia