Universitas Airlangga Official Website

Peduli Kesehatan Lingkungan, UNAIR Inisiasi Aplikasi Bank Sampah

Modul panduan aplikai BINAR bagi nasabah bank sampah (Foto: Dr R. Azizah)
Modul panduan aplikai BINAR bagi nasabah bank sampah (Foto: Dr R. Azizah)

UNAIR NEWS – Sampah hingga kini masih menjadi masalah akut di berbagai daerah. Tak terkecuali di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Jika dibiarkan, sampah yang menumpuk tidak hanya akan merusak keindahan lingkungan, tetapi juga berdampak pada Kesehatan yang memburuk. Untuk itu, perlu adanya inovasi yang mampu membantu masyarakat menjaga lingkungan agar terbebas dari sampah.

Dalam diskusi bersama dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Sekretaris Daerah Kabupaten Sidoarjo, Dr Fenny Apridawati SKM MKes menyampaikan bahwa sampah masih menjadi persoalan yang tidak kunjung terselesaikan di Sidoarjo. Mengingat, kesadaran masyarakat masih sangat minim. Kolaborasi dengan perguruan tinggi, khususnya UNAIR, harapannya mampu membantu mengurai dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Oleh karena itu, kami berharap kepada UNAIR agar mahasiswanya juga bisa digerakkan. Misalnya melalui pengabdian masyarakat atau sosialisasi, tujuannya untuk membantu mengubah mindset masyarakat tentang sampah,” ujarnya.

Universitas Airlangga, melalui penelitinya R. Azizah berusaha membantu masyarakat dalam memperlancar pengelolaan sampah anorganik dengan membuatkan aplikasi berbasis website. Aplikasi BINAR ini dibuat bersama dua pihak fakultas di UNAIR. Antara lain Fakultas Kesehatan Masyarakat (R. Azizah) yang berasal dari Departemen Kesehatan Lingkungan. Pihak kedua yakni Fakultas Sains dan Teknologi  (Rimuljo Hendradi) KPS S1 Sistem Informasi dan (Edi Winarko) dari Departemen Matematika. 

Foto saat penimbangan (nasabah bank sampah pattuh muamalat) (Foto: Dr R. Azizah)
Foto saat penimbangan (nasabah bank sampah pattuh muamalat) (Foto: Dr R. Azizah)

Dr R Azizah SH MKes di bawah naungan SDGs Center UNAIR, menawarkan solusi berupa aplikasi bernama BINAR. BINAR merupakan sebuah aplikasi yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah.

“Aplikasi ini kami buat dengan riset dalam waktu yang cukup lama, ya. Sekitar empat tahun kami melakukan riset untuk aplikasi ini dan mulai tahun kemarin sudah ada satu bank sampah yang kami bina, setiap tahun berusaha ada kebaruan dan  pengembangan aplikasi dengan menghitung decarbonization” katanya.

Aplikasi tersebut memberikan informasi nama nasabah bank sampah, berapa rupiah tabungan masyarakat, melalui jenis sampah yang sudah masyarakat setorkan ke admin bank sampah. Sehingga mendapatkan keuntungan rupiah dari setiap jenis sampah sehingga sirkular ekonomi berjalan. Selain itu, sumbangsih penurunan gas CO2 lewat penghitungan dekarbonisasi dapat dihitung lewat aplikasi ini. Aplikasi ini meliputi aplikasi nasabah bank sampah, aplikasi admin bank sampah dan aplikasi pengepul sampah yang terbangun secara sistematis.

“Sudah ada satu bank sampah yang bisa ‘merupiahkan’, dan mempraktikkan aplikasi berbasis website. Jadi, nanti kalau serius terkait pengelolaan sampah ini, bisa kita implementasikan juga pada bank-bank sampah lainnya untuk disosialisasikan penggunaannya di Sidoarjo,” ujarnya.

Pengelolaan sampah berbasis sumber, merupakan salah satu solusi untuk mengurangi timbulan sampah yang ada. Sampah rumah tangga yang dilakukan pengelolaan secara mandiri berbasis zerowarehouse dan dilakukan secara integrated waste management, akan menjadi salah satu solusi mengurangi timbulan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA). Mengingat yang diangkut oleh petugas sampah hanya residu yang benar benar tidak dapat diolah.

Pengelolaan sampah dalam skala rumah tangga berbasis zero warehouse, menjadi hal yang sangat penting. Mengingat sampah anorganik mempunyai nilai ekonomi, dan sampah organik dapat digunakan sebagai urban farming dalam skala unit kecil. Bank sampah Pattuh Muamalat sudah mampu melakukan pemilahan sampah anorganik lebih kurang 65 jenis yang bernilai ekonomi. Seperti plastik, kardus, kaleng, botol bekas, besi, aluminium, dan lain-lain. Sehingga circular economy dapat berjalan lancar.

Modul bagi pengepul sampah Aplikasi BINAR (Foto: Dr R. Azizah)
Modul bagi pengepul sampah Aplikasi BINAR (Foto: Dr R. Azizah)

“Setiap bulan nasabah bank sampah melakukan penimbangan di bank sampah Pattuh Muamalat, yang mempunyai aturan disiplin ketat setiap jam 09.00 pagi wajib semuanya sudah mengumpulkan sampahnya. Apabila melewati jam tersebut, maka ikut penimbangan bulan berikutnya. Proses selanjutnya, setelah terkumpul maka akan diambil oleh pihak pengepul sampah untuk dibawa ke gudang pengepul, yang nantinya akan dikirim ke pihak industri sesuai jenis sampah yang terkumpul,” jelasnya.

“Aktivitas bank sampah Pattuh Muamalat tersebut, dapat kita acungi jempol, mereka sudah membantu meminimalisasi salah satu  penyumbang gas rumah kaca (CO2). Dengan aksi tersebut, berdasarkan kajian  kami bersumber beberapa jurnal, didapatkan minimal bahwa setiap 1 kg sampah rumah tangga anorganik yang diolah sebagaimana diatas, memiliki nilai emisi karbon sekurang-kurangnya = 11,04 kg CO2e, artinya decarbonization telah berjalan dalam upaya penyelamatan kualitas udara,” ujar Azizah.

Selain aksi pengelolaan sampah anorganik, sebagian masyarakat juga telah melakukan pengelolaan sampah organiknya, ada yang membuat pupuk organik cair berbahan sampah buah. Ada yang membuat kompos berbahan sampah dapur dan sampah daun yang bermanfaat untuk tanaman. “Apabila satu rumah tangga sudah melakukan aksi dengan kesadaran sendiri mengolah sampah anorganik dan organiknya, maka yang terbuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya sisa residu yang benar benar sudah tidak bisa dimanfaatkan. Dengan demikian timbulan sampah di TPA akan semakin berkurang, dan penyakit berbasis lingkungan dapat terkendali,” ungkapnya.

Penyakit berbasis lingkungan akan dapat dikurangi salah satunya dengan melakukan pola perubahan perilaku melalui pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah anorganik seperti gelas plastik, kaleng, ban bekas, bak bekas, dan lain-lain yang menjadi tampungan air hujan dapat menjadi tempat breeding places nyamuk Aedes aegypti, sebagai vektor penyakit demam berdarah (DBD). Pengelolaan sampah organik seperti sampah buah, sisa nasi, sampah sayur, yang menjadi salah satu sarang tikus dan lalat. Apabila dikelola dengan baik antara lain menjadi  Pupuk Organik Cair (POC) dan pupuk kompos, maka penyakit terkait tikus dan lalat seperti diare, tipes akan dapat diminimalisasi.

Inisiasi aplikasi BINAR ini sejalan dengan komitmen UNAIR dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Khususnya SDGs 11 (Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan), SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dan SDGs 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Melalui pendekatan inovatif berbasis teknologi dan riset, UNAIR membuktikan peran penting perguruan tinggi dalam memberikan solusi konkret terhadap isu lingkungan, terutama pengelolaan sampah. Pendekatan ini juga mencerminkan praktik edukatif dan aplikatif yang memperkuat literasi masyarakat terkait gaya hidup berkelanjutan.

SDGs Center UNAIR terus mendorong integrasi teknologi, pemberdayaan masyarakat, dan intervensi edukatif sebagai bagian dari strategi jangka panjang menuju sistem pengelolaan sampah yang lebih inklusif, partisipatif, dan berdampak nyata.

Lebih lanjut, Dr Azizah juga menegaskan bahwa ia dan UNAIR khususnya, senantiasa terbuka untuk membangun kerja sama bersama berbagai pihak. Termasuk Pemkab Sidoarjo, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, hingga pihak industri sebagai support sistem.

“Jadi nanti kita bisa bekerja sama, misalnya memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan bank-bank sampah yang ada di beberapa titik di Kabupaten Sidoarjo,” imbuh Ketua Pusat Riset Environmental Health and Climate UNAIR itu. Untuk diketahui, aplikasi BINAR ini juga lengkap dengan modul-modul. Antara lain modul untuk nasabah bank sampah, admin bank sampah, serta modul untuk pengepul sampah.

Penulis: Yulia Rohmawati, Dr Azizah