UNAIR NEWS – Desa Dharma Tanjung, Sampang Madura, seringkali dikenal dengan ciri khasnya sebagai penghasil petis yang merupakan hasil daur ulang dari limbah pengasapan ikan dendeng. Namun disisi lain, desa tersebut juga kental dengan penumpukan sampah yang dibuang sembarangan. Padahal dari segi ekonomi, sampah-sampah tersebut masih dapat dikelola dengan baik dengan metode bank sampah, sehingga berpeluang menjadi lahan usaha bagi warga desa.
Dari latar belakang itulah lima mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR mengangkat sebuah Program Karya Mahasiswa (PKM) dengan judul “The Sanitation And Hygene, Sebagai Upaya Meningkatkan Kepedulian Lingkungan Warga Desa Dharma Tanjung Kecamatan Camplong”. Kelima mahasiswa tersebut yaitu Lailatul Fitriya, Nensi Kristin Ningsih, Mayam Tami, Himaya, dan Khusnatul Mar’atik. Program mereka telah disetujui dan diberikan pendanaan oleh Dikti.
Mereka memilih Dusun Idaman sebagai lokasi penerapan program. Maya –sapaan akrab Himaya- mengungkapkan, salah satu kendala terkait lokasi adalah letaknya yang jauh dari Kota Surabaya. “Kita harus sabar dan butuh perjuangan untuk menuju lokasi tersebut. Untuk naik bus kita butuh waktu selama tiga jam,” ungkap Maya.
Selain kendala lokasi, Maya juga menceritakan mengenai kesulitan yang dihadapi oleh kelompoknya terkait bahasa percakapan yang digunakan sehari-hari. Pasalnya, sebagian besar anggota kelompok PKM yang diketuai oleh Lailatul Fitriya tersebut bukan merupakan warga asli Madura, sedangkan penduduk sekitar Dusun Idaman kental dengan penggunaan bahasa khas Madura dalam percakapan sehari-harinya.
“Awalnya sempet plonga-plongo (bingung, red) dengan apa yang mereka katakan, sampai-sampai sering terjadi misscommunication,” kenang Maya.
Walaupun demikian, halangan tersebut tidak menyurutkan semangat kelompok tersebut untuk Dusun Idaman yang peduli lingkungan. “Akan tetapi, dengan seiringnya waktu kita mulai akrab dengan mereka. Masyarakat Dusun Idaman juga sangat ramah dan bersemangat untuk diperdayakan,” imbuhnya.
Dalam pengaplikasian programnya, beragam kegiatan telah dijalankan oleh kelompok tersebut, meliputi pemilihan kader lingkungan, pengadaan sosialisasi terkait bank sampah, daur ulang sampah non-organik, dan pembuatan pupuk kompos.
“Selain itu, kita juga mengadakan lomba kreatif yang melibatkan anak SD di dusun tersebut sebagai peningkatan kreatif dalam membuat kerajinan dari sampah non-organik,” terang Maya.
Kelompok PKM ini berharap, dengan adanya program yang mereka canangkan, masyarakat di Dusun Idaman memiliki kepedulian lebih terhadap lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah.
“Selain itu, kita juga berharap Dusun Idaman dapat menjadi percontohan untuk dusun-dusun yang lainnya,” pungkas Maya.
Editor : Dilan Salsabila