Universitas Airlangga Official Website

Peduli Perbatasan, Dosen UNAIR Gelar Pengmas di Kabupaten Bintan

UNAIR NEWS – Dosen Universitas Airlangga (UNAIR) melaksanakan pengabdian masyarakat di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Kegiatan bertajuk Airlangga Community Development Hub (ACDH) itu berlangsung selama empat hari pada Minggu-Rabu (17-20/09/2023). 

Melibatkan 35 dosen dari seluruh fakultas, pengmas tersebut digelar di empat desa Kabupaten Bintan. Desa-desa tersebut yaitu Desa Busung, Desa Teluksasah, Desa Pemudang, dan Desa Bragit. Program pengmas tersebut merupakan bagian dari strategi dan inisiatif Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNAIR untuk membangun wilayah perbatasan. 

“Bintan menjadi perbatasan antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Peran sentralnya berkaitan dengan mobilitas migrasi warga lokal dan asing. Ini menjadi kondisi yang unik bagi Bintan sekaligus menimbulkan permasalahan-permasalahan mulai dari segi kesehatan, sosial, hukum, hingga implementasi program pemerintah,” ujar Irfan Wahyudi SSos MComms PhD selaku koordinator kegiatan. 

Kolaborasi Keilmuan Fakultas

Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu menuturkan bahwa setiap desa memiliki permasalahan yang berbeda-beda. Sehingga, setiap dosen dari masing-masing fakultas terjun langsung ke empat desa yang berbeda berdasarkan kemampuan dan keilmuan mereka.

Pertama, dosen dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Fakultas Psikologi (FPsi) memberikan edukasi stunting kepada masyarakat Desa Teluk Sasak. Hal itu karena desa tersebut memiliki tingkat prevalensi stunting tertinggi di Kabupaten Bintan. 

“Selain edukasi stunting, pemberdayaan UMKM melalui promosi digital dan edukasi ekonomi digital juga dilakukan di desa ini oleh para dosen dari FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Red) dan FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Red),” bebernya.

Kemudian, dosen dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) menyoroti promosi wisata dan penggunaan solar panel untuk mendukung wisata telaga laut yang ada di Desa Busung. 

Selain itu, dosen dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) dan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) juga turut terlibat di desa tersebut. Mereka melakukan penyuluhan tentang cara pengolahan siput laut atau gonggon menjadi makanan yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.

Lebih lanjut, dosen dari Fakultas Hukum (FH), Fakultas Farmasi (FF), dan Fakultas Vokasi (FV) melakukan pengabdian masyarakat di Desa Pengudang. Dalam hal ini, mereka menyoroti tiga isu utama yang ada di desa tersebut yaitu permasalahan tanah, promosi wisata dengan memanfaatkan teknologi, dan pemanfaatan tanaman herbal.

Terakhir, di Desa Berakit ada dosen dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Keperawatan (FKep), dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Mereka melakukan penyuluhan kepada masyarakat laut tentang tumbuh kembang anak dan sanitasi lingkungan. 

“Penyuluhan ini bekerja sama dengan sekolah MI (Madrasah Ibtidaiyah, Red) Negeri 1 Berakit. Penyuluhan ini fokus pada anak-anak suku laut yang ada di Desa Berakit,” ucap Pakar Media itu

Sampaikan Harapan

Sebagai penutup, Irfan berharap pengabdian masyarakat tersebut dapat meningkatkan kemitraan dan memberikan dampak nyata terhadap masyarakat Bintan. Ia juga berharap, kegiatan tersebut dapat menjadi percontohan bagi universitas-universitas lain dalam melakukan pengabdian masyarakat, khususnya di daerah perbatasan. 

“Pengmas ini diharapkan jadi milestones dari inisiatif UNAIR untuk menjangkau wilayah-wilayah yang jauh, seperti Bintan. Sehingga, dampak program ini bisa terasa oleh masyarakat lebih luas,” tutupnya.  

Sebagai informasi, pelaksanaan pengabdian masyarakat tersebut juga bekerja sama dengan beberapa pihak. Mereka adalah pemerintah Kabupaten Bintan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial da Ilmu Politik (STISIPOL) Raja Haji Tanjungpinang, dan mitra asing Edith Cowan University. (*)

Penulis: Rafli Noer Khairam

Editor: Binti Q. Masruroh