Universitas Airlangga Official Website

Pemberian Pakan Kucing Berlebihan pada Landak Mini Berpotensi Timbulkan Penyakit UTI 

Landak Mini (Sumber: Unsplash.com)
Landak Mini (Sumber: Unsplash.com)

UNAIR NEWS – Mengasah kemampuan dan kedalaman diagnosa awal, Mahasiswa Kedokteran Hewan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga Banyuwangi melakukan Project Based Learning dalam Mata Kuliah Patologi Klinik. Kelompok 11 dengan anggota Azhar Burhanuddin, Tri Ena Wulandari, Assyuria Fahma Putri Nandra, Cheisa Alfi Yudha menggunakan landak mini sebagai target pemeriksaan pasien. 

Anggota kelompok, Trie ena Wulandari mengatakan dari hasil anamnesa yang, pemilik hanya menggunakan pakan kucing dengan kadar protein 28% sebagai sebagai pakan harian. Dengan perubahan suhu lingkungan saat kondisi panas maupun hujan tidak mempengaruhi jumlah asupan yang diberikan. Pakan kucing sendiri sebenarnya memiliki kandungan yang aman dikonsumsi setiap hari.

“Pakan itu dipilih untuk menggantikan kandungan protein kitin dari serangga yang merupakan pakan alami landak mini di alam,” kata Tri. 

Dalam 2 kali pengujian urine menggunakan urine analyzer di Laboratorium Terpadu 2 FIKKIA UNAIR. Mereka menemukan kondisi abnormal yang merujuk pada Urinary Tract Infection. Terdapat 9 indikator yang mendapatkan pengecekan. 

Dari hasil tersebut pH Urine normal landak mini berkisar pada pH netral antara 7-7,5. Hasil pengujian 1 dan 2 menandakan urine landak mini itu berada dalam keadaan basa. Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan potensi terbentuknya kristalisasi di dalam saluran kemih yang berasosiasi pada urolithiasis. 

“Frekuensi kencing dari landak dengan pemberian minum ad libitum tersebut juga dapat masuk kategori minim karena hanya 1 kali urinasi/2 hari. Dari segi warna urin juga berwarna coklat pekat,” ujar mahasiswa semester 5 Program Studi Kedokteran FIKKIA itu.

Beberapa zat abnormal juga ditemukan. Pertama yaitu leukosit yang merupakan salah komponen abnormal yang tak lazim ditemukan pada urin normal. Zat tersebut berasosiasi dengan kejadian infeksi pada saluran kemih. Kedua adalah nitrat. Komponen tersebut menjadi indikator prediksi dari kegagalan infiltrasi pada kejadian Urinary Tract Infection. Sebagai kerabat dari ordo rodentia, landak mini yang masuk kedalam eulipothphyla memiliki infiltrasi protein dengan kisaran nilai 4.85-6.78. Sedangkan dari hasil pengujian, mahasiswa tersebut menemukan nilai keabnormalan yang sangat tinggi hingga 75.  

Dari indikator ekskresi patologis dari organ lain tidak ditemukan pada landak mini tersebut. Seperti absennya bilirubin dan eritrosit. Infiltrasi bilirubin dalam sistem ekskresi erat kaitannya sebagai bentuk patologis dari kerusakan liver. Sedangkan luaran eritrosit pada urin sangat berkaitan dengan sistem kerja ginjal dalam filtrasi darah. Dari hasil pengujian urin landak mini tersebut, maka diagnosa mengerucut pada Urinary Tract Infection yang mungkin terjadi pada bagian ginjal hingga ureter. 

“Oleh karena itu, penambahan asupan air maupun perubahan makanan perlu dilakukan pemilik hewan. Konsumsi makanan alami seperti kentang, labu ataupun buah menjadi cemilan selingan perlu dicoba pemilik kepada landak mininya,” sarannya. 

Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Feri Fenoria