UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran Universitas Airlangga sukses menggelar acara POTASSIUM (Penalaran Competition and Nasional Symposium Research) 2018. Acara itu merupakan gabungan dari program kerja UKM Penalaran UNAIR dan ILP2MI (Ikatan Lembaga Penalaran dan Penelitian Mahasiswa Se-Indonesia).
Hal tersebut terjadi karena UKM Penalaran tahun ini mendapat tanggung jawab menjadi sekretaris jenderal (Sekjen) atau bisa disebut ketua dari ILP2MI. POTASSIUM 2018 yang dilakukan pada Jum’at–Minggu (4–6/5) itu diikuti 23 UKM yang tergabung dalam ILP2MI sejumlah 59 delegasi.
“ILP2MI merupakan forum teman-teman penalaran seluruh indonesia. POTASSIUM 2018 bertujuan untuk bangsa indonesia dan sebagai wadah pembelajaran bagi mahasiswa untuk menemukan solusi terbaik bagi permasalahan bangsa Indonesia,” tutur Farid, ketua UKM Penalaran 2018.
Bukan hanya itu, acara selama tiga hari tersebut merupakan serangkaian kegiatan. Diawali dengan pembukaan pada Sabtu (4/5) pukul 08.00 oleh pembina UKM Penalaran Pulung Siswantara S.KM., M.Kes., acara itu dilanjutkan dengan kegiatan presentasi symposium research. Pemaparan pada kegiatan pertama tersebut berisi tentang hasil penelitian oleh delegasi yang bertempat di Conference Hall, Hotel Tanjung.
“Pada hari kedua, dilakukan Expo Pengmas hasil pengabdian masyarakat delegasi serta dibarengi dengan Talkshow,” ungkap Farid.
Kegiatan Expo Pengmas itu diharapkan dapat menularkan kepedulian mahasiswa dan memunculkan ide baru dari delegasi. Tepat pukul 09.00 delegasi berpindah untuk menikmati Surabaya dengan Field Trip. Kunjungan dilakukan salah satunya ke Wisata Mangrove, Wonorejo.
“Di sana, dilakukan edukasi jenis-jenis mangrove dan penanaman bibit pohon magrove sebagai upaya pelestarian ekosistem mangrove. Kegiatan itu dipandu alumni Universitas Airlangga dalam pelaksanaannya,” tutur Farid.
Di antara semua kegiatan tersebut, dilakukan dua kali diskusi. Diskusi pertama yaitu Sharing and Discussion. Diskusi itu mempunyai fokus bahasan ILP2MI keadaan yang ada sekarang dan keinginan ke depannya. Selanjutnya, diskusi kedua berisi Focus Group Discussion (FGD).
“FGD yang dilakukan setelah field trip itu mencari solusi dengan bertukar pendapat tentang permasalahan yang terjadi di setiap UKM,” katanya.
Kesan yang baik diutarkan ketika dapat dipertemukan mahasiswa se-Indonesia dan dapat saling sharing mengenai penelitian serta pengabdian masyarakat. Dari serangkaian acara yang ada, Farid berharap delegasi yang datang mendapatkan ilmu dan pengalaman supaya bisa dimanfaatkan untuk delegasi di daerahnya masing-masing. (*)
Penulis: Hilmi Putra Pradana
Editor: Feri Fenoria Rifai