UNAIR NEWS – Peneliti Institut of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (UNAIR), Dr Siti Qamariah Khairunisa, SSi, MSi berkesempatan mengikuti pelatihan di Kobe University, Jepang. Pelatihan berlangsung Selasa (23/7/24) hingga Jumat (236/7/24). Pelatihan tersebut berfokus pada pengembangan antibodi monoklonal yang dapat diaplikasikan untuk deteksi dan pengobatan berbagai penyakit infeksi, termasuk HIV.
Dalam wawancara, Dr Ria menjelaskan bahwa ITD memiliki berbagai kelompok studi yang berfokus pada penyakit infeksi. Misalnya saja HIV, Viral Diare, Hepatitis, Dengue, hingga Tuberkulosis. Ria, sapaan akrabnya, adalah salah satu anggota di kelompok studi HIV. Ia aktif dalam berbagai proyek penelitian epidemiologi molekuler pada pasien HIV.
“Salah satu proyek utama kami di kelompok studi HIV adalah survei epidemiologi molekuler di berbagai daerah di Indonesia untuk mengetahui penyebaran strain virus HIV. Selain itu, kami juga meneliti resistensi dan efektivitas obat atau terapi yang pemerintah berikan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien HIV,” jelas Dr Ria.
Kegiatan Pelatihan
Pelatihan di Kobe University ini merupakan bagian dari proyek Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUIPT) Research Center on Global Emerging and Infectious Diseases (RC-GERID), ITD-UNAIR yang saat ini sedang mengembangkan antibodi monoklonal. “Kami bekerja sama dengan Kobe University dalam mengembangkan antibodi monoklonal khususnya untuk virus HIV. Dalam proyek ini, kami mendapatkan hibah dana yang memungkinkan kami untuk melakukan pelatihan intensif,” ujar Dr Ria.
Selama pelatihan di Kobe University, Dr Ria bersama rekannya, Dwi Wahyu Intriati dosen Fakultas Vokasi UNAIR, mempelajari berbagai teknik karakterisasi antibodi monoklonal. Seperti western blood, imunofluorescencia, immunostaining, dan neutralization assay. “Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas peneliti di ITD. Kami belajar banyak terkait teknik ini. Nantinya bisa kami aplikasikan untuk menghasilkan alat deteksi cepat virus HIV serta mengembangkan obat-obatan,” imbuh Dr Ria.
Pelatihan ini juga penting untuk pengembangan vaksin virus Rota yang sedang dalam pengembangan PUI-PT RC-GERID, ITD-UNAIR. Saat ini, vaksin tersebut belum tersedia di Indonesia. “Kami berharap juga dapat mengaplikasikan pengetahuan yang kami peroleh di Kobe University untuk mengembangkan vaksin virus Rota. Dengan demikian, kami dapat memberikan kontribusi nyata dalam penanganan dan pencegahan penyakit infeksi di Indonesia,” tambah Dr Ria.
Dr Ria menyebutkan bahwa adanya kolaborasi dengan Kobe University ini memungkinkan tim peneliti ITD UNAIR untuk menggabungkan metode yang telah mereka lakukan dengan teknik yang terbaru. Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan kualitas penelitian dan menghasilkan produk yang bermanfaat untuk masyarakat.
Penulis: Venni Tanujaya
Editor: Yulia Rohmawati