UNAIR NEWS – Dosen sekaligus peneliti Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR), Aji Akbar Firdaus ST MT, memperoleh Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atas karya yang ia ciptakan. HaKI tersebut ia dapatkan dari hasil karya yang ia beri nama Pengukur Warna Roasting Bubuk Kopi.
Aji menyampaikan bahwa produk tersebut berawal dari sebuah prototipe pada tahun 2019. Dari prototipe itu, berkembangkan hingga pada tahun tahun 2022 ia daftarkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) untuk kepemilikan paten.
“Speciality Coffee merupakan kopi dengan pengolahan khusus oleh petani kopi di seluruh indonesia dengan proses pengolahan pasca panen. Seperti pengeringan green bean coffee sampai tahap roasting coffee,” ujarnya.
Pentingnya Roasting Biji Kopi
Aji menyebut bahwa tahap roasting biji kopi yang sudah melewati proses merupakan tahap paling penting dalam proses pembuatan speciality coffee. Terlebih, untuk memunculkan rasa-rasa yang unik. Namun, untuk melakukannya, butuh mesin roasting yang memiliki instrumen ukur seperti suhu dalam drum dan suhu pada biji kopi.
“Hasil dari roasting biji kopi tersebut terkadang tidak sesuai harapan, sehingga meleset dari target roasting. Tentu ini akan mengubah rasa dari kopi,” ucapnya.
Dari hasil yang kerap tidak sesuai itulah masalah kerap timbul. Para roaster kesulitan untuk mengidentifikasi warna dari kopi yang diolah. Hal itu dikarenakan warna kopi dari medium roast, medium to dark roast, dan dark roast menjadi susah untuk dibedakan. Sehingga perlu tes secara manual yaitu mencicipi. Padahal, cara itu tidak efektif dan membutuhkan waktu yang lama.
Bagaimana Alatnya Bekerja?
Ia menuturkan bahwa alat yang ia buat dapat memaparkan hasil karakterisasi tingkat warna roasting pada bubuk kopi arabika. Hal itu dengan menggukanan mikrokontroller arduino nano dan sensor photodioda jenis MAX30102. Tujuan dari alat tersebut ialah untuk menentukan fitur warna yang mewakili tingkat kehitaman hasil dari roasting biji kopi.
Aji menjelaskan, cara kerja dari alat tersebut ialah dengan memanfaatkan LED built-in pada sensor MAX30102. Cahaya yang dipantulkan dari bubuk kopi akan diterima oleh photodioda dan diolah menjadi nilai ADC 18 bit. Aji menggunakan tiga sampel bubuk kopi yang berbeda level warnanya kemudian membaca nilai ADC dari keluaran masing-masing sampel sehingga dapat mengelompokkan bubuk kopi.
“Produk ini dapat bermanfaat bagi pecinta kopi agar dapat memilih atau mengetahui tingkat roasting kopi agar sesuai dengan selera atau rasa yang diinginkan pecinta kopi,” tambahnya.
Aji berharap produk yang ia buat dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Utamanya pecinta kopi atau barista kopi. Selain itu, inovasi tersebut akan terus ia kembangkan untuk penambahan beberapa fitur dan sensor agar lebih baik menyajikan rasa kopi yang pelanggan inginkan. (*)
Penulis : Afrizal Naufal Ghani
Editor : Binti Q Masruroh